MASIGNCLEAN101

Kenapa Perempuan Boros?

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Aslinya mungkin bukan semua wanita. Saya aja kali, hahaha! Saya akui, saya memang boros. Super boros malah kalau dipegangin duit. Beberapa waktu yang lalu, saya iseng fotoin koleksi lipstik saya. Sebenarnya nggak cuma lipstik sih, lip cream, lip shine, segala lip decorative pokoknya saya keluarin buat difoto. Fotonya kemarin ya sebelum saya punya sepuluh shade Purbasari.


Belakangan ini santer terdengar rumor naiknya harga rokok jadi 50 ribu. Ya saya sih hirau taacuh saya kan nggak merokok :P. Tapi beberapa sahabat saya mempermasalahkan hal tersebut - bila benar terjadi. Rokok 50 ribu? Yaudah jangan ngerokok lah. Udah hemat, sehat lagi. Ngomong-ngomong, kanapa hingga ada desas desus yang berkembang soal kenaikan harga rokok? Saya nggak tahu. Tapi saya mendadak ingat satu hal. Sponsor utama olahraga - terutama atlet bulutangkis - itu pabrik rokok. Atlet = gaya hidup sehat kan? Tapi pendukungnya saja rokok. Gimana? Kan kalau disponsori pabrik rokok sama saja si atlet juga mendukung industri rokok sekaligus para penghisapnya. Saya nggak mau pusing mikirin iru, saya bukan perokok apalagi atlet yang merokok. Tapi buat siapa saja yang baca, coba renungkanlah *bijak sekali kalimat ini :D*. Dan buat cowok-cowok perokok, renungkanlah kalimat di bawah.


Ngobrolin hal lain ahh, masih soal lipstik tapi. Sejak ngumpulin lipstik-lipstik matte Purbasari, saya jadi jarang bikin gradient lips kalau dandan. Bawaannya pingin pakai satu warna aja. Musiman kali ya impian saya, mungkin ekspresi dominan depan saya hobi bikin warna ombre buat bibir. Ngomong-ngomong, istilah ombre tuh berkembang banyak lho. Kemarin saya lihat promo ngecat rambut jadi berwarna sombre. Sombre? Apa pula itu? Pokoknya jenis-jenis pewarnaan kali ya, orang-orang hair do mungkin lebih paham.

Eh, soal lipstik lagi. Saya kan pake behel. Behel itu menciptakan saya agak susah menyelaraskan warna karet pengganjal kawatnya sama warna lipstik yang akan saya pakai. Selama ini saya hirau taacuh aja,pakai lipen warna apapun nggak memperhatikan harmonis tidaknya sama karet behel. Tapi kini saya sudah peduli. Habis gimana ya, agak kurang pas aja dilihatnya kalau warna lipen bertabrakan sama warna karet - terutama dikala tertawa. Bisa-bisa bibir saya jadi sorotan publik dan digunjingkan norak.

Berdasar penelitian ala-ala saya, saya dapat menyimpulkan kalau warna karet behel apapun lebih cocok dipasangkan dengan lipstik warna nude, beige, peach, dan sejenisnya dibanding warna bold semacam maroon, ungu tua, burgundy (?), atau apalah yang gelap pokoknya. Mau lihat perbandingannya?


Foto yang kiri tampak lebih kalem kan dibanding yang kanan. Selain alasannya ialah yang kiri warna lipstiknya lebih soft, juga alasannya ialah warna karet behel saya lebih 'masuk' ke warna lipstik. Kalau pakai lipstik dengan warna kayak foto kanan itu, mungkin saya harus mengganti karet dengan jenis yang clear aja kali ya? Yang tanpa warna, jadi kondusif dipadukan dengan warna lipstik apapun - yang soft juga. Atau kalau nggak, pakai karet behel sewarna lipstik semoga serasi. Masalahnya, saya kan nggak mungkin tiap hari ngganti warna karet. Bikin bangkrut. Yasudahlah, saya kembali hirau taacuh aja pakai warna lipstik apapun :D. Pede aja walau nggak harmonis sama warna karet behel. Salam anggota klub overpede!
Share This :
Johan Andin