MASIGNCLEAN101

Nonton : Beauty And The Beast Live Action [2017]

[Semua foto aku sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau besar lengan berkuasa pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


"Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Then somebody bends
Unexpectedly 
Just a little change
Small, to say the least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and The Beast"

Hola halo...! Saya barusan baper alasannya semalam nonton Beauty and The Beast. Ada yang penggemar Disney di sini? Pasti sudah demam cinta-cintaan ala Belle dan Beast kayak saya. Dari semua huruf Disney Princess tuh aku paling suka Belle. Soalnya ia nggak lemah kayak kebanyakan tokoh putri. Bukan tipe menunggu diselamatkan pangeran ganteng juga. Pemberani lah pokoknya, and I love that! Selain Belle, aku juga suka tokoh putri di film Brave. Ya kayak gitu seharusnya wanita, nggak cengeng dan nggak apa-apa butuh ditolongin prince charming. Dan kisah Beauty and The Beast ini juga favorit aku dari semua dongeng putri Disney. Soalnya tokoh utama prianya bukan pangeran atau darah biru ganteng tepat tapi malah Beast yang notabene jelek rupa dan seram. Yaah walau hasilnya tetap jadi pangeran ganteng sih tapi kan ada proses inspiratif menuju semua itu.

Ngomong-ngomong, aku nonton Beauty and The Beast semenjak dari versi kartunnya. Film pertamanya dibentuk tahun 1991 - sebelum aku lahir Disney udah bisa bikin kartun sebagus itu!!! - dan berjarak 26 tahun sama film yang sekarang, 2017. Kalau yang live action ini garis besar ceritanya sama aja, meskipun ada beberapa yang diubah scene-nya tapi plot-nya tetap ajeg. Saya nggak perlu rangkumin ceritanya kan? Toh, jalan ceritanya niscaya udah ketebak. Lagian biar nggak spoiler juga ;). Nah dari hasil pengamatan aku setelah nonton dua film-nya, aku mau membuatkan dikit nih soal review saya ketika melihatnya. *Eh ya, apa aku perlu bikin rubrik gres di blog ini ya? Yang ngebahas soal pelem-pelem anyar yang aku tonton.* Dari segi setting tempat, kostum, dan musical-nya sih dibentuk ngikutin versi kartunnya. Yang aku bahas di sini soal tokohnya aja yaa, sama sedikit temuan lain yang nyantol di otak saya.

Karakter Belle, aku suka banget. Hobby baca, dianggap asing di pergaulan, itu mirip-mirip aku *mmm*. Belle, sama anggun antara kartun sama live action. Kalo Beast, sereman di live. Yang kartun terkesan lucu malahan berdasarkan saya, apalagi pas adegan ia latihan tersenyum lebar. Mirip verbal harimau senang yang di Cisewu :'D. Beast versi live, tampangnya garang, dengan bulu di hampir sekujur wajah dan tubuh, menciptakan ia terlihat mengerikan berdasarkan saya. Apalagi ditambah penggambaran yang kurang terperinci di awal film, kemunculan tiba-tiba dengan verbal datar, dan dampak bunyi berat menggeram, duh bikin jantung siap-siap kaget!

Link

Link
Mata Beast versi Dan Stevens-nya...manusia banget! That's make me fall.

Tapi setelah adegan dansa, yang mana muka si Beast di-shoot close up, aku gres sadar ia nggak seseram yang aku kira. Mimik mukanya tetap seolah-olah manusia, dan matanya, baguuus banget! Biru, bening, dan charming. Bikin wajah garangnya terlihat ganteng. Ini nih sisi pangeran yang aku temukan dalam huruf Beast. Setelah Beast berubah jadi insan normal lagi, aku malah kurang bisa ngeliat kegantengannya - kecuali ya matanya itu sama. Dan entah kenapa, aku lebih jatuh cinta sama Beast ketika seram. Perpaduannya itu lho, penampilan gahar kharisma bagus. Emm fix deh mulai hari ini tipe perjaka aku yang kayak Beast! *saya yang aneh*

Link
Kata saya, gantengan mas Beast sisi kanan yang brewokan :*

Saya penggemar perjaka tinggi besar dan sedikit badung. Bad boy ala Vin Diesel atau Dwayne Johnson, itu paporit aku banged! Eh, Taylor Lautner boleh juga ding! Makanya pas liat Beast yang tinggi gede gagah sangar - bwahaha - aku pribadi suka. Ngga peduli mukanya gimana :). Eh, tapi ya, Beast itu di film ini - dan film kartunnya - digambarkan sebagai makhluk apa sih? Yang aku nemu sih gini...

Link
Kreatif banget ya pembuatnya...:O

Adegan yang aku suka dalam film ini, hampir semua. Tapi yang paling berkesan ialah ketika Belle sama Beast dansa di ballroom. Musiknya bagus, koreografinya cantik, dress Belle-nya juga anggun walau modelnya lebih sederhana dari versi kartun. Tapi tetap anggun kok, apalagi cuilan roknya yang penuh hiasan keemasan. Duh, jadi ngiler ingin dress kuning kayak Belle. Menurut pengamatan saya, kuning selain gaunnya Belle itu dianggap norak lho oleh awam. Selain adegan itu, aku juga suka pas setelah dansa, dua tokoh utama diambil gambarnya dari belakang. Baguuusss. Terus adegan pas Beast nyanyi - dan bunyi beratnya ternyata bagus! - setelah melepas Belle pergi, itu ngena banget di hati saya. Bahkan aku sampe demen dengerin lagunya tiap ketika sekarang, yang judulnya Evermore. Dinyanyiin oleh Dan sendiri, rata-rata lagu yang muncul di film ini emang dinyanyiin oleh pemainnya - bahkan Emma juga bisa nyanyi lho! Semua lagu dan koreografi dalam film ini aku suka. Dari lagu yang bersemangat hingga yang mellow kayak pas ditampilkan adegan Beast kecil - namanya pas jadi pangeran siapa sih? - nyanyi, itu semacam ia ngebayangin pas masa kecilnya gitu, bikin terharu. Seluruh pemainnya niscaya latihan musik sama nari dulu kali yaa, bisa nampilin nyanyian dan koreo sebaik itu. Oh iya, kalau OST film yang lawas dinyanyiin Celine Dion sama Peabo Bryson, yang gres ini dikasih soundtrack sama juga tapi yang nyanyi Ariana Grande featuring John Legend. Sama bagusnya kok, cuma yang dulu lagunya lebih slow dan terkesan kayak lagu opera, yang gres lebih pop dan beat-nya lebih cepet. Lebih modern lah!

Tokoh-tokoh lain, bagus-bagus penggambarannya. Dari yang insan atau perabotan, dengan versi kartun sama bagusnya. Ekspresi para perabot ini dalam versi gres memang kurang hidup - lebih berjiwa di kartun - tapi pengisi suaranya sungguh hebat, dari obrolan aja aku bisa ngerasain feel benda-benda tersebut. Termasuk lembut dan sayangnya mereka pada pangeran, dan sedihnya ketika kelopak mawar terakhir jatuh. Eh, pas para perabotan kembali menjadi manusia, aku tetep melihat kemiripan mereka sama ketika jadi benda lho! Hebat banget ya animator CGI-nya! Adegan 3D-nya yang nggabungin animasi sama insan juga nyatu banget! Eh, betewe, serigala-serigala di film ini tuh bikinan komputer jugakah? Kayak orisinil yaa.

Kalo tokoh Gaston dan ajun gay-nya, aku juga ngerasa total banget mereka mainnya. Pemeran Gaston ituh, mukanya pas bingit buat tipikal Disney antagonis yang congkak bin songong dan suka mengagungkan diri sendiri. Oh iya, aku sempat baca soal ribut-ribut kasus LGBT di film ini. Aslinya dalam film, nggak ada penggambaran aktual kalau tokoh Le Fou, pembantunya Gaston gay kok. Ya ada tersirat dikit ketika ia bertatapan sama Gaston, tapi itu cuma beberapa detik, dan nggak vulgar.

Saya nangis nonton film ini. Yap, kalau aku nangis berarti film ini sungguh ngena di hati, dan itu menunjukan si film benar-benar bagus! Saya nangis semenjak awal pas adegan Maurice akad bawain buah tangan bunga mawar buat anaknya. Bapak aku juga sebaik itu, kalau aku minta sesuatu niscaya dibawain walau harus susah payah perjalanannya :'). Pernah kiprah aku ketinggal di rumah, kemudian pagi-pagi sebelum aku keburu kuliah Bapak aku nyusulin kiprah ke Solo. Bantul - Solo jauh lho :'). Trus nangis lagi pas Beast membawa Belle tiba ke Prancis masa Belle bayi. Mengharukan. Lalu aku terkesan pas adegan Belle diserang serigala kemudian tiba-tiba Beast-nya loncat menerkam serigala tersebut. Dan after-nya pas Beast luka kemudian ditolong Belle. Aaah baper! Saya kan juga mau nolongin perjaka pas luka. Lalu pas adegan Beast-nya nunjukin perpustakaan raksasa ke Belle :). Ini bikin hati aku meleleh. Sampai hari ini aku masih selalu mengagumi laki-laki smart berwawasan luas yang gemar membaca.

Saat dramatic fight antara Gaston versus Beast, paling nangis pas adegan Beast ditembak Gaston - kalo di film kartunnya ditusuk pisau ya? Itu epic bangetttt. Ditembak sekali, masih bisa ngebela diri, masih bisa loncat ke sisi lain kastil kawasan Belle berada. Sebelum ini, suka banget verbal Beast waktu lihat Belle kembali. So romantic sumpah. Pas adegan si Beast 'mati' dan Belle bilang ia mengasihi Beast itu bikin aku banjir air mata. Adegan ciuman setelah Beast 'hidup' lagi dan balik jadi insan juga so sweet - meskipun tetep aku lebih cinta Beast ketika jadi makhluk menyeramkan. Apalagi ditambah sifat gentleman-nya, ketika nggak ngejatuhin Gaston yang telah menyerangnya.

Link

Di film ini, adegan yang bikin ketawa juga ada. terutama dipicu oleh duo Lumiere dan Cogsworth - yang luchu semenjak dari versi kartunnya, Mrs. Pott dan Chip, juga istrinya maestro yang penyanyi opera. Emm, Le Fou juga luchu. Pemeran Le Fou ini dulunya pengisi bunyi Olaf di Frozen, film animasi besutan Disney juga. Oh iya, bintang film Cogsworth dulu hampir terlibat di film kartunnya lho - tapi nggak jadi, llalu kini malah ikut memeriahkan film live action ini. Btw, bintang film Mrs. Pott ketika jadi insan tuh ternyata bintang film Profesor Trelawney di Harry Potter. Beda banget ya karakternya? Makara selain Emma Watson, ada satu lagi cast Hogwarts squad yang main di film ini. Cuma, kalau Emma, pas jadi Belle atau Hermione, kayaknya nggak beda jauh karakternya. Sama-sama cerdas dan pemberani. Beda cuma di kostum dan nuansa setting filmnya aja.

Untuk film sekelas studio legendaris Disney yang sudah menelurkan buanyak film box office, Beauty and The Beast 2017 ini memang buagusss banget latarnya. Ditambah ratusan - maybe - pemain yang terlibat, wuah terperinci cuma film ber-budget superbesar yang bisa bikin setting seapik ini. Desanya Belle, Kastil istananya Beast. Super detil dan megah! Bahkan kuda-kuda di film ini pun terperinci terlihat dipilih yang terbaik. Kuda-kudanya gagah coy.

Adegan yang identik antara kartun sama live action, ada beberapa. Misalnya pas adegan nyanyi sebagai perkenalan tokoh Belle di desanya di awal. Trus adegan Beast ngajak Belle makan malam. Lalu adegan Beast didandanin para pelayannya yang jadi perabotan, dan malah jadi kaya badut :P. Juga adegan Beast makan pribadi slurp dari piringnya, dan diikuti Belle. Adegan main di salju juga, iya enggak sih? Selain itu masih ada lagi kayaknya, ada yang bisa nemu?

Dalam film semegah inipun, teteup ada kurangnya pastilah ya. Yang aku nemu, aksen Belle yang nggak Prancis...mungkin alasannya Emma orang Inggris beraksen Bristish. Yang aksennya medok Prancis semenjak film kartunnya aku tokoh lilin Lumiere. Selain itu...ah aku belum nemu. Kecuali...mungkin ending-nya yang terasa kurang greget. Terasa sayang film secantik ini ditutup agak ngambang berdasarkan saya. Adegan terakhirnya cuma pesta dansa, tanpa ending pernyataan kalau Belle dan Beast menikah dan happily ever after. Mungkin semoga nggak terkesan sangat dongeng kali ya? Biar lebih realistis gitu di jaman millenium ini. Yaa, walaupun terdengar klise dan aku juga nggak percaya ada kisah sebaik itu di dunia nyata, tapi kan menikah dan hidup senang selamanya itu ciri khas dongeng putri Disney.

Secara keseluruhan, aku sukaaa banget nonton film ini. Nggak mengecewakan kok walau ada kekurangan. Beberapa orang ada yang beropini lebih bagus film kartunnya - yang masuk nominasi Oscar (atau menang sih?) - tapi aku lebih suka live action-nya. Yaah opini kan boleh beda. Tapi pokoknya aku sukaa banget sama film yang diangkat dari kisah legendaris ini. Saking sukanya, aku ngidam pingin beli boneka Belle sama Beast. Tolong dong beliin :D. Tapi, punya nggak punya bonekanya, aku tetap suka Beauty and The Beast. Film-nya drama musikal penuh nuansa negeri dongeng gitu. Cantik :). Penggemar Disney, niscaya nggak melewatkan film ini kan?
Share This :
Johan Andin