[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]
Foto di atas tidak ada hubungannya sama isi posting-an, tapi saya suka alhasil alasannya keliatan berseni tinggi jadi saya pasang, hahaha. Itu ialah pemandangan landmark kota Solo dari balik jendela dengan saya yang nampak hitam dan kalah tinggi bersanding dengan flora dalam pot. Sengaja dibikin black and white alasannya kalau berwarna alhasil nggak secantik itu. Zzzztt -_-. Udah ah basa basinya, ngomongin perbagai hal yang lagi ada di pikiran saya dikala ini yuk!
Seperti yang saya tulis di pos sebelum ini, saya lagi magang di BPJS. Seru loh ternyata kerja di sana, walau menciptakan saya harus melek pagi-pagi dan menghabiskan sepertiga hari untuk bekerja tanpa bayaran. Tapi suasananya sebenernya menyenangkan. Ya itu hanya dari kacamata saya selama empat hari ini magang sih :'D. Mungkin aslinya tidak semenyenangkan kelihatannya kalau beneran kerja di sana alasannya saya lihat sibuk banget banyak yang harus dikerjakan oleh pegawai tetapnya. Ngomongin kacamata, kini saya ialah pengguna kacamata. Makara gini, sudah semenjak bertahun kemudian - mungkin sekitar tahun 2011 - tuh saya ngerasa kalau pandangan kurang terang dikala membaca jarak jauh. Tapi waktu itu nggak parah jadi saya cuekin - ini salah ya harusnya dari awal dicek - dan hingga beberapa bulan kemudian ngerasa makin ke sini kok pandangan semakin kabur buat baca. Bahkan baca jarak normal pun kini kabur buat saya. Baca soal ujian di kertas yang ditaruh di meja depan saya aja itu udah kabur banget sampaia saya harus ambil kertasnya dan baca dekat-dekat. Kalau ngeliat slide power point dari proyeksi proyektor sih masih terang ya alasannya itu gede dan terang. Tapi beneran kalau yang deket-deket, semisal saya baca dari laptop dalam jarak pandang normal, swear itu kabur bagai terhalang kabut. Puncaknya kemarin pas saya magang, disuruh ngerjain laporan di depan komputer. Udah deh itu rasanya mata udah nggak lezat banget, kabur kalau ngga ngeliat deket, tapi pedih kalau terlalu usang menatap layar dalam jarak dekat. Fix, kayaknya mata saya minus dan udah tidak mengecewakan parah ini. Makara sorenya pulang magang, walau secapek apa saya paksain ke optik. Mau beli kacamata jeng!
Deket kampus saya ada optik. Ibuk saya tadinya usuh agar saya beli kacamata pakai Askes, tapi itu ribet bet jadi saya putuskan untuk tidak menggunakannya, lebih cepet bayar sendiri aja. Segala sesuatu yang dibayar sendiri memang lebih mulus pelaksanaannya dalam hal apapun wis. Pertama hingga di optik, sehabis bla bla bla memberikan tujuan saya datang, yang dilakukan pegawai optiknya ialah mengusut seberapa parah tingkat keminusan mata saya. Diceknya pakai alat yang saya lupa nanya apa namanya pokoknya yang kayak memfoto mata dari jarak deket dan ia ngeluarin kertas print menyerupai nota cetak belanja berisi hasil pemeriksaan. Makara udah ngga pakai cara usang yang nunjuk-nujuk abjad aneka macam ukuran di dinding, itu saya rasa kurang akurat.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui kalau mata saya memang minus 1,5 dua-duanya, dengan yang kiri pakai kelainan silindris juga. Padahal kalau diliat-liat mata anggun saya ngga nampak kayak tidak normal lho. Bahkan masukin benang ke jarum aja saya paling jago. Tapi ya inilah kenyataannya. kebiasaan saya baca buku, main handphone dan laptop, dan nonton tv dengan jarak dan posisi kurang tepat sanggup jadi ialah sebagian besar penyebabnya. Setelah diketahui hasil pemeriksaan, saya dicobain aneka macam lensa kacamata, dengan lensa silindris juga tentunya. Lensa-lensa ini membantu mengoreksi kelainan mata saya. Untuk tahu lebih banyak ihwal mata minus dan silindris, silahkan googling sendiri ya. Setelah nemu lensa yang pas untuk penglihatan saya, yang sanggup membantu saya melihat dengan terang dan nyaman, nggak pusing, nggak miring-miring, kemudian saya diarahkan untuk menentukan frame kacamatanya. Coba, pilih, dan dipasang, trus bayar dan pulang deh. Saya udah dua hari ini pakai kacamata dan masih dalam proses adaptasi. Yang paling nggak nyaman ialah sisi hidung dan atas pendengaran lama-lama sakit, dan lensanya kadang berembun kena nafas saya atau berminyak kena minyak dari wajah mungkin. Penglihatan memang jauh lebih baik sih, tapi saya belum nyaman banget pakai kacamata sepanjang waktu kecuali pas mandi dan tidur. Satu hal yang juga menyebabkan saya belum nyaman adalah, bulu mata kiri saya tuh selalu nabrak penggalan dalam lensa padahal yang kanan enggak. Ini entah lensanya yang kiri lebih tebel atau wajah saya penggalan kiri yang lebih maju, pokonya si bulu mata nabrak mulu. Kalau lensanya lebih tebel, saya perhatiin enggak juga, sama aja. Dan semenjak dulu saya kalau pakai kacamata apapun memang selalu bulu mata kiri nabrak lensa. Panjang bulu mata saya padahal perasaaan sama aja sisi kiri maupun kanan, justru yang kanan lebih lebat malah sekarang. Makara saya ambil kesimpulan, mungkin memang ini alasannya wajah saya penggalan kanan dan kiri enggak simetris.
Dulu banget jaman SMP, saya pernah baca di majalah cukup umur kalau wajah insan memang tidak sama plek kanan kirinya. Waktu itu yang digunakan referensi ialah Paris Hilton, mbak sosialita super duper kaya pewaris tahta Hilton yang sukses menciptakan saya dikala itu iri sama keberuntungannya terlahir borju. Paris Hilton ini punya wajah enggak simetris yang terang banget perbedaannya. Soal ini saya nggak iri. Saya nggak terlalu serius menanggapi artikel di majalah cukup umur waktu itu alasannya memang nggak penting banget juga saya pikirin sebagai anak Sekolah Menengah Pertama jaman old. Trus pas Sekolah Menengan Atas saya pernah lihat Syahrini diwawancara. Syahrini ini kalau ngomong niscaya sebelah alisnya naik-naik mulu, dan alis kiri kanannya beda tinggi maupun bentuk coy. Deddy Corbuzier juga begitu, alis sebelahnya lebih tinggi, dan wajahnya nggak simetris. Itu contoh-contoh ketidaksimetrisan wajah yang praktis dilihat dari media. Nah kalau saya gimana?
Sulit mengambil foto wajah dari depan lurus, tapi itu udah cukup terang ya? Saya punya pass photo dari waktu itu pernah foto studio yang angle depan beneran tapi nggak banget dipajang alasannya keliatan kayak mau nyaleg. Dari foto di atas, keliatan ya wajah saya juga nggak simetris. Sebenernya gini, penggalan badan insan antara kiri dan kanan memang nggak sama, tapi itu sebagian besar dipengaruhi oleh massa otot di anggota gerak yang lebih secara umum dikuasai dipakai. Saya yang secara umum dikuasai kanan cenderung punya otot tangan yang lebih gede ukurannya dibanding sebelah kiri, jadi ukuran tangan pun tidak simetris. Kalau wajah, terang nggak ada perbedaan sisi mana yang lebih secara umum dikuasai ya selama tidak punya kelainan fungsi otot.
Ketidaksimetrisan saya banyak banget. Dari alis dan mata yang lebih tinggi sebelah kanan, pipi lebih tembem sebelah kanan, hingga dagu yang lebih lancip dari sisi kiri (di foto dibalik alasannya itu pakai kamera depan handphone, susah pakai kamera yang layarnya membelakangi untuk selfie). Persoalan dagu ini kalau berdasarkan saya sendiri kayaknya alasannya posisi gigi yang belum tepat dibehel. Tapi alis dan mata ini udah dari lahir gitu. Karena ketidaksimetrisan ini, wajah saya kalau difoto dari dua sisi berlainan nampak beda banget lho. Oh iya, saya pernah baca juga kalau sisi terbaik wajah insan kalau difoto ialah dari kiri. Dan ini saya buktikan juga lho. Saya selalu lebih pas kalau difoto dari sisi kiri. Bahkan kalau diambil foto setengah-setengah, sisi kiri dan kanan saya dikala dibandingkan niscaya cakepan yang kiri. Ini berdasarkan saya sih, tapi kebanyakan sobat yang saya tanyain juga beropini sama dengan foto diri mereka sendiri.
Foto di atas itu dari sisi kiri, pakai kamera depan juga. Lalu, apakah karena wajah saya nggak simetris dan cakepan dari kiri lantas saya selalu berpose dari kiri dan enggak mengekspos sisi wajah kanan? Nggak juga. Makeup tetep sama pakainya antara kanan dan kiri, dan beberapa foto saya ada juga kok yang dari kanan walau harus tetep milih pose yang tepat dan berkali-kali jepret untuk menerima hasil terbaique. Sebenernya wajah tidak simetris ialah normal, jadi ya nggak masalah. Toh tidak menghipnotis hidup secara signifikan. Palingan yang agak pelik buat saya ialah pas dandan. Ngalis di sisi kanan selalu lebih sulit dibandingkan kiri, hahaha. Saya enggak berusaha nyamain kedua bentuk dan tinggi alis sih, alasannya ribet dan malah absurd nantinya. Kalau alis kanan saya paksain dibikin sama kayak kiri, malah merubah tampilan wajah saya, absurd lah. Makara kalau ngalis ya ngikut bentuk alis yang orisinil aja, serupa tapi tak sama. Udah kalau makeup yang rada pelique itu aja, sisanya so far cukup mudah. Ngomong-ngomong, ada yang mengalami ketidaksimetrisan sama menyerupai saya? Share yuk ceritanya :)!
Tulisan ini saya buat dengan ngasal aja bermacam-macam ajaran dijadiin satu, namanya juga random talk. Tadinya cuma mau pamer foto-foto yang buanyak di galeri tapi malas posting di instagram, jadi dijejalin di blog :'D. Btw itu di foto ketiga rambut saya yang messy ternyata keliatan keren justru ya, hahaha. Nulis - walaupun random - bermanfaat lho. Kalau bagi saya bikin pikiran lebih lega, otak lebih kreatif, tidur lebih nyenyak, dan hati lebih gembira. Kayak punya pujian tersendiri gitu juga lho. Jadi, yuk nulis juga :)!
Share This :
comment 0 comments
more_vert