MASIGNCLEAN101

Review : Larissa Aestethic Center (Part 2)

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf bila kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Jarak antara part satu sama dua pos ini jauh bener ya, hahaha. Itu alasannya yaitu saya terlalu males - dan pelit kuota - buat buka blog. Kali ini saya akan nulis soal produk skin care terkini saya dari Larissa setelah kemarin bahas soal pengalaman saya pas ke sana. Produk yang saya beli merupakan satu rangkaian, terdiri dari 7 jenis. Semuanya merupakan varian dari tea tree series.

Larissa mengusung slogan 'back to nature' jadilah semua produk maupun treatment-nya berembel-embel alami. Sebenarnya kalau untuk produk saya bilang nggak 100% alami sih, alasannya yaitu kan kalau produk niscaya mengalami proses produksi yang niscaya mengandung unsur kimiawi. Dan, lihat deh di ingredients produknya, niscaya banyak nama-nama materi kimia juga. Kalau untuk treatment ya kalau produk dan alat yang digunakan mengandung unsur kimia ya berarti bukan benar-benar alami juga. Tapi, nggak ada problem kok dengan slogan 'back to nature'-nya, toh di dalam skin care-nya tetep ada unsur alami kok :).

Tea tree sendiri merupakan suatu materi alami yang sudah sering saya dengar semenjak dulu konon ampuh untuk merawat kulit berminyak dan berjerawat. Iye muka saya berminyak tapi nggak jerawatan abees sih. Cuma alasannya yaitu oleh si dokter disarankan pake ini ya okelah saya manut. Itung-itung buat mengontrol minyak dan mencegah jerawat. Satu rangkaian produk ini isinya mulai dari milk cleanser, facial foam, face tonic, day cream, evening cream, acne lotion, dan loose powder. Seri ini didominasi warna biru - kecuali lotion jerawat dan bedaknya.


Langsung saja kita menuju ke pembahasan produknya satu per satu. Saya urutkan sesuai urutan penggunaannya yaa... Urutan penggunaannya ini dijelaskan sama dokter waktu konsul dan diulang lagi sama spoteker waktu ngambil produk. Sampai malam nanti saya sudah terhitung 20 hari pakai produk ini. O iya, saya perlu jelasin dulu ya kondisi kulit saya sebelum pakai rangkaian produk ini. Makara kulit saya tuh berminyak - alasannya yaitu berminyak jadi kelihatan kusam, pori-pori besar, dan alasannya yaitu post facial maka ada sejumlah bekas ekstraksi komedo - komedonya juga masih ada sih yang belum keekstraksi - maupun jerawat.

1. Tea Tree Milk Cleanser (@20.000)


Botolnya tube, agak beda sama milk cleanser kebanyakan ya :D. Tutupnya flip top bening. Ketika dibuka, kita akan mendapati milk cleanser berwarna biru muda beraroma tea tree (kayaknya sih). Tidak mirip milk cleanser lain yang pernah saya coba, yang ini bentuknya justru gel. Adem waktu dioles - kayak ada sensasi mint-nya gitu, tidak berminyak, dan tanpa rasa lengket. Sukaa sekali sama milk cleanser satu ini. Saya pakai satu kali sehari setiap pagi sebelum basuh muka. Pakainya oles ke wajah sambil dipijat-pijat, angkat dengan kapas. Untuk sewajah hingga leher cuma butuh dikit aja milk cleanser ini alasannya yaitu tekstur gel-nya sanggup luas menyebar. Saya belum pernah pakai ini buat bersihin wajah pasca make up jadi nggak tahu seberapa ampuh beliau membersihkan make up (fungsi milk cleanser emang bukan buat bersihin make up sih tapi kadang saya pakai juga kalau pas males pakai make up remover), tapi kalau untuk muka bangkit tidur sih cukup buat bikin kulit jadi bersih dari sisa belek dan iler semasa molor.

2. Tea Tree Facial Foam (@18.000)


Warnanya sama birunya dengan milk cleanser, cuma ini teksturnya lebih encer. Aromanya seger-seger tea tree juga. Botolnya plastik bening, untuk mengeluarkan isi produk kita tinggal menekan salah satu sisi tutup yang bertuliskan 'press' dan sisi yang berlawanan akan membuka. Cukup dikiiit aja buat basuh muka hingga leher. Setetes dah. Busanya lumayan. Waktu digunakan basuh muka efeknya terasa hambar di wajah. Habis dibilas agak kering sih kulit, tapi rasanya segar.

3. Tea Tree Face Tonic (@17.000)


Face tonic ini saya pakai habis basuh muka setiap pagi. Biasanya saya keringin muka pakai tisu dulu trus pakai ini ditepuk-tepuk. Saya nggak pakai kapas alasannya yaitu kalo pakai malah tonic-nya akan terserap dalam kapas dan dikit doang yang sanggup teraplikasi ke kulit. Aroma dan warnanya sama dengan dua temannya di atas. Rasanya segar di kulit. Bikin kulit wajah jadi matte setelah tonic-nya terserap.

4. Day & Evening Cream (@55.000/cream)


Dua krim ini bukan rangkaian tea tree series sebetulnya alasannya yaitu ini racikan apotekernya dan saya nggak dijelasin komposisi di dalamnya apa aja. Mau nanya dokternya lupa, mau nanya apoteker takut bokk soalnya apotekernya agak judes - mungkin capek kali ya kerja seharian. Krim pagi sekaligus sunscreen saya sanggup yang nomor 2 - saya nggak tahu ada berapa range krim di Larissa. Satu pot isinya 10 gram, berdasarkan dokternya sanggup tahan 3 bulan alasannya yaitu takaran pakainya dikit-dikit. Warnanya putih tanpa aroma, waktu dioles nggak ada sensasi rasa apa-apa juga. Pakainya sebiji jagung diratakan ke seluruh wajah - saya nggak pakai hingga leher, di leher saya pakai sunscreen Wardah doang. Kalau pakainya kebanyakan bikin muka sumuk. Sesaat setelah dioles kulit masih matte, tapi kurang lebih 2 jam (dengan tambahan loose powder) untuk kulit saya berminyak lagi. Evening cream-nya saya sanggup nomor 2 juga, isinya sama 10 gram 1 pot. Warnanya putih kekuningan - kuningnya yang muda banget gitu nyaris pudar, aromanya nggak nyegrak. Larissa nggak punya krim malam, adanya krim sore ini. Dipakai kalau sudah tidak ada sinar matahari, maksimal pengaplikasian hanya 2 jam pada kulit kemudian dibilas. Saya sempat nanya sama dokternya kenapa aturannya padahal krim dari skin care lain boleh digunakan hingga pagi. Jawab dokternya alasannya yaitu kandungan materi pencerah dalam evening cream ini hanya bekerja selama 2 jam, jadi kalau digunakan lebih dari itu akan sia-sia saja mirip pakai krim kosong. Menurut beberapa sobat saya yang pakai evening cream dari Larissa juga, kalau dipakainya lebih dari 2 jam kulit bakal jadi kusam. Saya nggak tahu kebenaran pernyataan tersebut alasannya yaitu selama ini saya selalu taat aturan, 2 jam bilas. Bilasnya pakai facial foam yaa. Sebelum pakai krim juga basuh muka pakai facial foam (kalau make up agak tebal bersihin dulu pakai milk cleanser), nggak usah dikeringkan (nggak usah pakai tonic juga), ambil krim sebiji kacang ijo kemudian ratakan ke seluruh permukaan wajah bareng sama air sisa basuh muka tadi. Ini juga saya pakainya nggak hingga leher (tadinya pernah nyobain day dan evening cream sampai leher tapi malah bikin kulit leher kering jadi nggak digunakan lagi di leher). Rasanya agak-agak sumuk gitu tapi nggak panas nggak perih. Habis itu tunggu aja airnya mengering bareng krimnya. Setelah 2 jam bilas akhirnya kulit tampak cerah berseri dan tidak berminyak. Kedua krim dari Larissa ini tidak mempunyai imbas bleaching ya, jadi tidak mengelupas kulit ataupun membuatnya lebih putih. Lebih cerah dan halus aja.

5. Acne Lotion (@27.000)


Ini aslinya juga bukan tea tree series tapi biasanya digabungin sama tea tree series alasannya yaitu tea tree series kan aktivitas pembasmi jerawat. Lotion jerawat ini mesti dikocok dulu sebelum digunakan alasannya yaitu terdiri dari 2 lapisan cairan, yang atas bening, yang bawah endapan sulfur. Aromanya khas belerang, mirip sama Sariayu lotion jerawat. Efektif untuk benjol meradang gitu berdasarkan beberapa review tapi tidak untuk benjol batu. Kebetulan saya nggak punya benjol meradang, kalau jerawatan biasanya benjol kerikil jadi acne lotion ini agak mubadzir di saya. Pas tiga hari pertama habis beli rangkaian skin care ini saya ingin tau gimana kalau pakai acne lotion di area komedo siapa tahu ngefek, atau ke seluruh wajah siapa tahu sanggup mencegah benjol numbuh. Makara saya oles tiap malam ke seluruh cuilan wajah. Hasilnya komedo tetep numpuk sementara kulit jadi kering ring ring hingga kalo senyum kaya ketarik, bahkan bibir ikut kering padahal saya nggak pakai hingga ke bibir loh. Makara kalau pakai acne lotion ini cukup di area yang berjerawat saja alasannya yaitu bikin kulit kering. Pakainya setelah aplikasi krim pagi dan sore.

6. Loose Powder (@30.000)


Bedak ini merupakan bedak tabur berwarna putih. Saya suka juga sama bedak ini, sanggup digunakan pribadi habis krim pagi kalau mau make up tipis aja, sanggup juga digunakan untuk setting powder kalau make up agak tebel. Di dalam jar-nya sudah ada spons, spons-nya saya gunakan kalau pakai bedak ini abis krim. Kalau buat setting powder saya lebih suka pakai kuas. Biarpun warnanya putih, tapi nggak kelihatan kayak bedakan tepung kok. Warnanya nge-blend sama warna kulit saya. Waktu digunakan ada sensasi segar di kulit, aromanya juga segar, dan di kulit nggak terasa berat alasannya yaitu ini loose powder, tidak mengecewakan me-matte-kan kulit sebelum berminyak. Daya tahan saya nggak memperhatikan alasannya yaitu loose powder susah kelihatan sih ya. Tapi kayaknya 2 jam pasca digunakan kulit sudah berminyak meskipun bedak masih nempel.

Hasil pemakaian rangkaian skin care ini setelah hampir 20 hari saya pakai cukup memuaskan. Tapi pas tiga hari pertama sih enggak -_-. Soalnya 3 hari pertama itu kulit saya kering kaya kertas *dramatis ya* dan kakuuu. Mungkin itu alasannya yaitu malam hari saya pakai acne lotion sih, soalnya pas saya udah nggak pakai acne lotion ke seluruh wajah, kulit saya - dan bibir juga - berangsur membaik, nggak kering lagi. Hari-hari selanjutnya kulit semakin cerah - terutama sehabis basuh muka setelah 2 jam evening cream - dan halus, kalo lembut sih nggak terlalu. Mungkin alasannya yaitu kurang lembap. Rangkaian tea tree ini memang nggak terlalu melembapkan, soalnya kan diperuntukkan kulit berminyak. Kulit wajah saya tuh tipe yang komedoan. Adanya di dahi, hidung, pipi, hingga dagu. Yang paling parah sih di area hidung dan pipi. Kalau di-facial pun sesudahnya walau kelihatan higienis tapi beberapa hari kemudian niscaya sudah nongol komedo-komedo baru. Kalau saya iseng mencetin sendiri tiap hari pun saya yakin bakal tetep nongol juga tiap hari itu komedo. Heran deh, gemar amat nongkrong di muka saya! Setelah facial di Larissa juga masih ada komedonya, tapi semenjak saya pakai rangkaian tea tree series ini - terutama krimnya - komedo tidak mengecewakan berkurang. Kelihatan berkurangnya tuh alasannya yaitu kalau habis diekstraksi nggak muncul lagi di kawasan yang sama...jadi makin dikit area yang komedoan. Jerawat? Saya sudah bilang kan kalau saya tuh tipe yang kalau jerawatan munculnya benjol batu. Selama pakai produk Larissa ini nggak numbuh benjol kerikil baru, benjol kecil-kecil yang ada sebelum facial dan sudah dibersihkan - kini tinggal bekasnya - juga nggak muncul lagi.

Secara keseluruhan sih Larissa Tea Tree Series ini saya syuka. Nggak bikin break out, kulit jadi lebih halus dan cerah, bebas jerawat. Komedo masih ada sih di seputar hidung dan pipi -_-, ini biarpun di-facial juga belum hilang sempurna. Pori-pori masih besar, tapi nggak tambah buluan mirip kalau pakai krim gaje. Btw, sisa bulu-bulu krim gaje masih nampak di kulit wajah tapi nggak bertambah parah. Meskipun saya suka, tapi ada satu hal repot nih, evening cream-nya. Saya jadi harus teliti lihat jam untuk memastikan nggak telat ngebilas krimnya. Habis dibilas juga sepanjang malam hingga pagi nggak ada krimnya. Saya pernah baca-baca artikel, ada yang menyebut kalau pakai krim malam memang sebaiknya nggak dibawa tidur hingga pagi alasannya yaitu malam yaitu waktunya kulit beristirahat tanpa diganggu oleh materi kimia. Tapi ada juga artikel lain yang menyebutkan bahwa alasannya yaitu malam yaitu waktunya sel kulit beregenerasi, maka perlu dukungan dari krim malam untuk mengoptimalkan regenerasinya. Saya bukan mahir dermatologis yang sanggup memilih pendapat mana yang benar, tapi untuk dikala ini saya memang mengikuti yang pertama.

Untuk seluruh produk ini kalo habis kayaknya nggak semua akan saya repurchase. Paling krim-krim doang sama bedak tabur. Soalnya kayaknya 4 produk yang lain sanggup pakai brand drug store. Oh iya, waktu konsul dokternya juga bilang nggak problem kok di-combine dengan skin care lain asal yang brand drug store. Untuk krim sore bersama-sama agak males sih 2 jam bilas, saya ada pertimbangan pakai krim malam dari brand skin care lain, tapi nanti lah pikir-pikir dulu. (Sebenarnya saya sudah main ke klinik estetik lain yaitu LBC buat beli day dan night cream-nya, cuma masih pikir-pikir untuk mengganti atau meng-combine karena agak takut juga kalau efeknya tidak bagus.)

Sekian dulu yaa review saya kali ini, semoga bermanfaat :).

Notes :
+ cocok di saya, nggak bikin break out
- evening cream-nya agak merepotkan
- harga lumayan
- pembelian terbatas di Larissa doang (ini sanggup + juga alasannya yaitu jadi faktor penjamin keamanan dan keaslian produk)
Share This :
Johan Andin