Aroma Kebun Teh Penenang Hati Dan Segarnya Gerojokan :)

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf jikalau kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Hari Minggu kemarin, saya diajakin jalan-jalan sama teman-teman gres di Solo. Saya nggak tahu mau dibawa kemana pokoknya mandi trus ngikut aja ndak dikira nggak srawung. Ternyata oh ternyata, saya diajak menyusuri jalanan Solo ke arah timur yang sudah padat walau masih pagi hari. Kami ke kebun teh di kawasan mana akyu lupa namanya - pokoknya searah Tawangmangu tapi ini lebih deket.

Kami berangkat jam 9 pagi - dan itu masih cuek bokk! Terus jalan deh wuz wuz wuz. Dan yaah, singkat dongeng kami hingga di kawasan tujuan dan pribadi masuk ke area kebun teh - nggak usah saya omongin soal di jalan kayak apa ya alasannya yakni cuma ngelewatin aspal berkelok-kelok, beberapa SPBU, rumah-rumah penduduk, warung, toko, segala macam tempat belanja, dan lain sebagainya yang umum ada di pinggir jalan. Sampai di kebun teh sudah siang jam setengah 12-an alasannya yakni pakai program nyasar dulu dan tanya-tanya ke pak warung pinggir jalan. Gimana sih temen gres saya yang ngajak jalan inih - saya kira sudah hafal ternyata masih pakai nyasar -_-.

Sebenarnya kebun teh yang kami datangi ini yakni area semacam tempat ngeteh gitu yang mengusung tema perkebunan. Namanya Rumah Teh NDORO DONKER. Ini tempat ruame pisan euy! Parkirannya aja hingga ada dua lahan ; satu di depan rumah tehnya, satu lagi mesti nyebrang jalan. Parkiran luas dan kondusif alasannya yakni dijaga terus. Parkir gratis ya. Setelah parkir, kami masuk ke rumah tehnya. Bentuknya ya kaya rumah, bercat putih kayak white house. Megah dan bersih. Kalau kita masuk tuh, akan terlihat kumpulan meja-kursi yang ditata di dalam rumah tehnya. Rumah teh ini punya dua pilihan kursi, yang pertama di dalam ruangan, yang kedua diluar kayak garden party gitu. Kami pilih yang di luar yang menghadap pada hamparan luas daun-daun hijau : teh. Makara kebun tehnya itu punya si rumah teh ini, adanya di dalam area Rumah Teh NDORO DONKER. Maksudnya bukan kebon di dalam rumah :S, tapi cuilan yang kursinya di luar tadi tuh lokasinya di alam terbuka - meskipun tetep ada atapnya - dan menghadap ke kebun. Bagian yang ada dindingnya terbatas di area ruang depan saja, sisi belakang lebih menyerupai garden dengan kursi-kursi putih ditata di sisi meja bulat beratap payung (?, apa mesti saya sebut kanopi?). Nah untuk memperjelas, di belakang cuilan kursi-meja-beratap-payung tadi gres ada kebun tehnya. Luas kok, cuma saya nggak ngitung berapa hektar ukurannya.

Setelah duduk kemudian kami memesan minum, milih di buku hidangan yang dibawain sama mas pegawainya. Sepoci teh - kalau nggak salah varian yang kami pilih namanya Forest Tea - yang kami pesan dihargai Rp. 110.000 plus cemilan - tahu doang ini, tapi bukan tahu bulat digoreng dadakan - Rp. 15.000. Sembari menunggu pesanan tiba - cepet lamanya tergantung suasana di situ lagi ramai pengunjung yang pesan juga nggak - kami jalan-jalan ke tengah kebun buat foto-foto. #alaynyakumat

Capek foto-foto, pesanan sudah tiba jadilah saya kembali ke meja :P. Kayak gini nih pesanan tadi karenanya :

Aslinya, sepoci teh panas ini dikit gaes! Kalu cuma untuk 2-3 orang sih puas minumnya, tapi gueh berenam sama teman-teman, jadi ya kebagian dikit-dikit. Gulanya dipisah, siapa tahu ada yang diet bebas sukrosa atau nggak suka manis. Saya tambahin gula sesendok itu. Makara tehnya manis kayak saya :). Aslinya nggak pakai gula sudah cukup seger kok. Tehnya yummy berdasarkan saya :), aromanya menenangkan. Damai seketika perasaan galau gulana saat menyeruput teh dari cangkir *lebay saya*. Forest Tea ini mempunyai aksesori jahe di antara serpihan-serpihan daun teh yang diseduh, jadi rasanya hangat. Tambahan aroma jahe-nya sekilas mengingatkan saya pada aroma wedang ronde khas Jogja. Cuma wedang ronde yummy disruput malam-malam, kalau teh ini kebetulan saya minum pas siang bolong. Tetep yummy juga kok alasannya yakni udara di sini yang dingiiinnn *apes nggak kesini bareng pacar -_-*. Saking dinginnya, teh yang pas tiba itu panas kemebul, begitu disruput udah tinggal hangat. Makin usang makin anyes.

Tahu sebagai cemilan sahabat minum tehnya enak. Ini kayak tahu pong yang biasa dijual abang-abang depan Indomaret. Ada aksesori sambalnya. Saya kurang doyan pedas, tapi ini sambalnya masih masuk kategori kondusif di pengecap saya. Mirip kuah petis, kental, agak manis, ada rasa kecap dan aksesori biji-biji cabai di dalamnya yang bikin pedes. Seporsi tahu ini dikit isinya, nggak ada 15 biji. Rada mahal sih yaa...

Lanjut...! Selesai nongkrong-nongkrong anggun di rumah teh kemudian kami keliling buat foto-foto (lagi). Di sini disediakan banyak spot foto menarik.

Luchu anettt!!! Betah deh foto-foto di sini. Ada satu spot menarik lagi, yaitu di atas tangga yang menghadap kebun cuman foto saya pas di situ buruk jadi nggak saya sertakan di sini.

Puas berfoto, bayar, trus pergi dari Rumah Teh NDORO DONKER. Pulang? Belum. Kami masih ada satu tempat menarik lagi untuk dikunjungi. Ini atas wangsit sahabat saya, kami ke air terjun. Namanya Air Terjun Jumog. Lokasinya nggak jauh dari Rumah Teh NDORO DONKER. Ini sebelumnya malah, tadi pas berangkat ngelewatin, jadi ke jeram ini sekalian jalan pulang sih sebenarnya. Istilahnya mampir, hahaha.

Untuk masuk ke area Air Terjun Jumog kita cukup bayar ongkos parkir Rp. 2000 dan retribusi masuk Rp. 5000. Dari parkiran kita harus jalan kaki ke bawah menuju air terjunnya - sehabis hingga bawah kami gres tahu ada jalur dari bawah yang nggak perlu jalan kaki, sanggup naik ojek motor. Untuk hingga ke air terjun, kita harus melewati 110 anak tangga. Gitu sih tulisannya di spanduk selamat tiba di muka tangga. Beneran 110? Percaya aja sama yang buat tangga, saya nggak ngitung soalnya :P. Sebelum turun tangga beli bakso tusuk dulu buat mengganjal perut lapar yang gres keisi teh setengah cangkir sama tahu beberapa cuil tadi. Bakso tusuknya kecil-kecil sekelereng mainan bocah-bocah - dua rebu maratus dapet banyak :D!

Singkat dongeng kami hingga di air terjun, trus foto-foto (lagi?!). Di bawah jeram ini terdapat sungai kecil berbatu-batu - airnya tentu saja dari pemikiran si air terjun. Ada jembatan kecil juga yang cantik. Saya pingin main air tapi sayang nggak bawa baju ganti, nggak jadi main air deh. Konon mitosnya - kalau saya nggak salah dengar- kalau kita raup alias basuh muka pakai air dari jeram ini kita bakal jadi kekal muda. Sungguh? Benarkah? Saya sangat antusias mendengarnya tapi alasannya yakni itu gres mitos yang mana belum dibuktikan oleh penelitian ilmiah maka saya mengurungkan niat buat raup di sini. Khawatir sama kebersihan airnya soalnya. Iya sih kelihatan bening, tapi siapa tahu sih ya mengandung basil atau kuman apa gituh. Saya kan anti ambil resiko muka jadi kena masalah, normalinnya mahal gaes.

Selesai foto-foto kami makan di warung deket air terjun. Pas makan ini handphone saya udah low batt jadi nggak sanggup ngambil foto - maklum akika tidak bermodalkan kamera professional. Menu di warung pilihan kami ini macam-macam, ada sate kelinci hingga mi instan lengkap pokoknya. Harganya standar sih, sate kelinci Rp. 11.000 6 tusuk plus lontong setengah piring, mi instan justru mahal, Rp. 7000 pake telor. Minumnya teh hangat Rp. 3000 *ngeteh lagi adem-adem gini enyak*. Saya makan mi instan gaes tanggapan nggak tega ngunyah daging kelinci. Hewan kecil imut-imut gituu, aih sayang deh saya!

Selesai makan, pulang ke kos! Capek piknik hari ini... Tapi menyenangkan:). Makara gaes, pesan moral dari pos saya kali ini yakni : piknik nggak harus glamor ke luar negeri, nggak harus ke mall bareng pacar, gila-gilaan bersama teman-teman di alam terbuka sanggup seru dan menyenangkan juga :). Yuk piknik!

Share This :