MASIGNCLEAN101

10 Day Detox With Kefir Mask

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Ini udah lewat sepuluh hari sebenernya semenjak awal saya memulai maskeran pake kefir, tapi sungguh mood buat nulis gres ada hari ini makanya gres di-update sekarang - tidak mengecewakan usang engga nge-blog. Soalnya, nulis pas lagi nggak mood itu ngaruh banget sama hasil tulisan. Kemarin saya lagi sibuk daftar kerja, wakaka, makanya nggak mood nulis di blog. Doain ya teman-temans semua biar saya keterima kerja dan ngga jadi benalu lagi.

Ten day detox, pada dasarnya ialah perawatan saya dalam sepuluh hari dengan menggunakan masker kefir yang katanya bisa mengeluarkan tumpukan materi yang tidak dibutuhkan kulit sehingga kulit jadi kembali sehat. Bahan yang tidak dibutuhkan kulit itu bisa aja debu dan kotoran, bisa juga sisa pemakaian make up, dan aneka macam produk skin care yang sudah digunakan selama ini. Sebenernya lebih afdol kalo sekalian 20 hari maskeran kefirnya, jadi 10 hari buat detox, sisanya buat ngerawat kulit yang abis di-detox. Tapi apalah daya saya gres bisa beli buat 10 hari jadi yaudahlan, ten day cukup!

Saya pakai masker kefir sehari dua kali, pagi dan sore hari. Yang saya lampirkan foto-fotonya di pos ini yang pas pagi hari doang, soalnya kalau sore susah foto dengan pencahayaan bagus. Nah, saya pribadi mulai aja ya kisah hari pertama saya memulai program 10 Day Detox With Kefir Mask ini :).

DAY 1

Awalnya sebelum maskeran, saya bersihin wajah pake milk cleanser dulu terus basuh muka. Abis itu scrubbing wajah pakai cocoon yang dibonusin pas beli kefir mask. Lumayan dikasih 10 biji, bisa buat 10 pagi. Eits, tapi cocoon ini kudu direndam dulu ya di air panas sekitar 10-15 menit biar empuk dan mengembang. Pas digunakan buat gosok-gosok kulit rasanya kayak tergosok pakai kain kassa, tapi this cocoon is smell like kacang rebus, hahaha. Abis dipakai, cocoon yang tadinya putih bakal berubah warna jadi kecoklat/hitaman menyesuaikan seberapa kotor kulit wajah. Setelah selesai scrubbing, kemudian bilas pakai air hangat biar pori kebuka, lanjut maskeran deh. Oh iya, kebiasaan pakai air hangat sebelum maskeran ini nggak berlangsung setiap kali mau maskeran dalam 10 hari dikarenakan kadang saya males nyiapin air hangat terutama dikala sore. Kalau pagi kan bisa sekalian sama ngerendem cocoon.

Masker kefir ini saya simpan di freezer, pas dikeluarin ya ademlah jadinya adem juga dikala dioles ke wajah. Saya ngolesinnya pakai kuas sebab ogah colak-colek masker pakai jari, pakai kuas lebih praktis meratanya juga dibanding pakai jari. Masker kefir yang saya punya dibentuk dari susu kambing, jadi ya gitu baunya. Amis-amis susu ditambah aroma tape. Saya sih suka aroma tapenya, tapi agak mual sama aroma susunya. Untung kalau ditaruh freezer aroma tapenya yang lebih kuat tercium jadi basi susunya tidak mengecewakan tertutupi. Cuma kalau si masker kefir usang ditaruh di suhu ruang nih, bakalan tajem banget aroma susunya. Ini terjadi juga dikala masker udah usang nemplok di wajah alias waktu kering gitu, aroma tapenya udah menguap dan tinggal sisa aroma susu.

Warnanya putih susu, praktis dioles dan diratakan ke wajah. Pakainya tipis-tipis aja sudah cukup, asal merata. Di pagi pertama pas dioles baik-baik aja. Selang beberapa menit, timbullah sedikit gatal di beberapa titik wajah; dahi kanan, pipi, dan dagu. Gatelnya tipis aja dan nggak mengganggu. Nggak ada sensasi cekit-cekit maupun perih. Mungkin sebab kulit saya nggak banyak timbunan materi berbahayanya atau gimana entahlah. Soalnya pas saya baca beberapa review blogger lain tuh dikala mereka pertama pakai kefir mask rasanya gatal, panas, perih, dan sebagainya yang nggak bikin nyaman. Ini di saya kok masih adem ayem aja.

Saya coba tunggu hingga 30 menit, tapi nggak sabaran jadi 20 menit udah saya bilas, hehehe. Karena gres 20 menit, si masker belum kering-kering amat. Pas disentuh masih transfer ke tangan dan di wajah masih tersisa warna putih si masker. Kulit juga belum kerasa ketarik amat. Kalau udah kering tepat tuh jadinya di wajah nggak ada sisa warna putih lagi sebab kefirnya meresap dan dikala disentuh nggak ada masker yang transfer ke tangan. Rasanya juga kaku di kulit dan ketarik kalau senyum/ngomong. Yang tertinggal di kulit dikala sudah kering betul tuh lapisan kerak bening kayak putih telur kering gitu yang kaku di wajah dan ini bisa digosok hingga rontok seperti scrub. Entah lapisan apa ini namanya soalnya yang warna putih tadi pada meresap rasanya ke kulit.

Habis dibilas rasa gatal yang tadi ada menghilang, dan digantikan kemerahan di area bekas gatal. Merah kayak abis digigt nyamuk gitu tapi tanpa bentol. Nanti merahnya berangsur menghilang sendiri kok. Kulit jadi moist bangeettt, tapi juga licin dan lengket berminyak sisa lemak susu dari masker. Tapi sukanya jadi alus dan lembut. Saya di pagi habis maskeran ini basuh muka lagi pakai face wash, soalnya kalau cuma pakai air rasanya wajah masih terlalu berat berminyak. Oh iya, dari pagi pertama saya pakai masker kefir ini, kulit nggak ada yang mengelupas dan komedo rasanya menjinak. Area hidung saya jadi lebih alus disentuh, dan serpihan cuping hidung yang suka kering mengelupas tanggapan saya pencetin komedonya jadi moist tanpa kekeringan. Dagu juga lebih alus, tadinya ada beberapa komedo nakal di situ tapi kini melunak dan jadi lebih rata kulitnya kalau disentuh.

Sorenya masih sama dengan dikala pagi. Tapi agak beda rutinitasnya. Kali ini saya bersihin wajah pakai milk cleanser tapi pribadi bilas air tanpa face wash. Soalnya face wash akan saya pakai usai maskeran aja biar nggak kebanyakan basuh muka. Cocoon hanya saya pakai di pagi hari ya, kalau sore cukup milk cleanser - bilas air (kadang hangat kalau ada kalau nggak ya cukup air biasa) - masker. Pas dioles adem, selang beberapa menit timbul gatal di area yang sama kayak tadi pagi. Entah kok gatelnya di situ-situ mulu, padahal di situ nggak ada nanah ataupun komedo nakal lho. Abis dibilas tetep kemerahan di area yang sama, dan syukurlah nggak timbul bruntusan atau jerawat. Salah satu imbas detox kan purging ya atau mengeluarkan racun/bahan-bahan yang tidak dibutuhkan via jerawat/komedo dari kulit, tapi hari pertama ini kondusif saja buat saya. Sip.

DAY 2

Sebelum lanjut ke day 2, saya mau bahas dikit, kenapa sih pakai masker kefirnya tipis-tipis aja? Soalnya kefir ini berminyak abis boo, dan praktis diratakan. Kalau banyak-banyak bakalan usang kering nanti dan boros, hehehe. Pakai tipis juga memudahkan penyerapannya ke dalam kulit dan lebih nyaman terasa sebab nggak nggedibel berat dikala ditempelin ke wajah.

Cara pakai di hari kedua hampir sama kayak hari pertama, dan ini berlaku juga untuk hari-hari selanjutnya. Pagi: milk cleanser - air anget - cocoon - kefir mask - face wash - skin care selanjutnya.. Sore: milk cleanser - air - kefir mask - face wash - skin care selanjutnya. Makara sesudah kefir mask ini, saya pakaiin pelembap dan kalau mau make up ya make up. Oh iya, kalau lagi pas di rumah dan selo, kadang abis maskeran saya pakaiin es kerikil di wajah. Kalo ngebilasnya sih dengan air biasa aja.

Di hari kedua ini pagi sore rasanya masih sama dengan hari pertama. Area gatalnya nambah merambah ke pipi, kemarin cuma setitik kini lebih luas. Kemerahan pasca dibilas kemudian berangsur mereda juga saya alami. Syukur, di hari kedua tetap tidak ada purging. Kulit semakin moist, alus, dan lembut. Ini saya rasain terutama di hidung. Hidung saya semula tidak mengecewakan penuh komedo yang terasa nggak rata apabila diraba, kini jadi alus sehingga saya nggak tertarik pencet-pencet hidung lagi. Oh iya, soal komedo, ini imbas dari gosokan cocoon juga kayaknya. Soalnya habis saya gosok wajah pakai cocoon, area yang komedoan jadi lebih alus dan kalau ditekan komedo nggak bermunculan sebanyak dulu. Nekannya juga nggak perlu banyak tenaga, dipencet sedikit aja kalau ada komedo pribadi keluar.

DAY 3

Rasa gatalnya masih sama, kemerahannya juga. Areanya tapi berpindah. Hari ketiga pagi sore ini saya syuka banget, komedo saya pada raib yang di hidung, sekitaran pipi, dan dagu. Hampir nggak ada deh kalau ditekan sekalipun. Jadinya kulit saya makin alus deh! Rutinitas saya pakai masker sama kayak hari kedua, semenjak kemarin dan kini maupun selanjutnya, saya basuh muka dengan face wash-nya selesai maskeran. Saya kan selalu maskeran sebelum mandi, jadi face wash-nya bisa digunakan sekalian dikala mandi. Makanya skin care selanjutnya juga digunakan abis kefir mask karena sekalian abis mandi dan basuh muka. Maafkan foto-foto orang belom mandi ini yaa...

DAY 4

Masih sama rasanya dengan hari sebelumnya. Btw, itu kantung mata ane gede bingitz ya. Dududu ngantuk sebab setiap pagi bangkit awal buat maskeran. Di hari ke 4 sore hingga 7 pagi nanti, saya maskerannya di Solo. Bawa masker dalam plastik klip buat 6 kali pemakaian. Dari rumah masih masbodoh dari freezer, hingga Solo udah pada kepanasan, hiks. Efek anak kos ngga punya kulkas. Saya males bawa-bawa es kerikil sebab toh niscaya mencair juga. Tapi kata penjualnya, masker kefir bisa tahan 4-5 hari di luar kulkas/freezer kok jadi nggak ancaman dikala digunakan di kulit wajah. Sorenya maskeran lagi masih hampir sama rasanya, tapi rasa gatalnya berkurang - juga kemerahannya.

DAY 5

Similar with day 4 - pagi sore masih gatal kemerahan yang tak seberapa. Nggak sukanya saya pakai masker kefir yang nggak adem gini, basi bacin susunya menusuk hidung! Eh semenjak kemarin, gatal dan kemerahan di wajah saya nggak seberapa banyak. Apa sebab kualitas kefirnya hari ini menurun tanggapan kegerahan ya?

DAY 6

Pagi sore rasanya masih sama. Oh iya, semenjak hari pertama cuma betah maskeran 20 menit, selanjutnya hingga kini saya nggak liat waktu, pokoknya tunggu hingga kering. Tipis segini aja bisa 30 menitan lebih keringnya. Pernah saya pakai masker kemudian ketiduran hingga satu jam juga - di day 2 tapi lupa tadi nulisnya jadi ditulis di sini, hahaha - dan maskernya kuering abis. Eh tu di idung ada satu bakal jerawat, tapi ngga jadi nongol saya tungguin.

DAY 7

Yap, masih sama rasanya pagi dan sore. Sejak hari pertama, kedua, hingga ketujuh kini pagi sore rasanya dikala maskeran ini kurang lebih sama saja. Gatal dan kemerahan pasca dibilas di beberapa area yang tidak menetap. Nggak muncul purging, kemarin ada sebiji bakal nanah urung dan hari ini baik-baik aja. Sorenya yippie maskeran masbodoh di rumah lagi!

DAY 8

Hari ke 8 pagi plus sore, sialnya malah rasa gatal bertambah hampir ke seluruh area wajah plus rasa cekit-cekit perih. Sedihnya, abis dibilas wajah jadi merah semua dan gatalnya usang hilang pasca dibilas. Mulai muncul bruntusan dan timbul beberapa bibit nanah baru. Kulit masih moist tapi komedo mulai nongol kembali. Heran saya kalau purging kok gres sekarang? Telat banget kan secara ini udah hari ke delapan -_-. Apesnya, saya orang yang usil sama bruntusan, komedo, dan jerawat. Makara saya ekstraksi semua T_T, padahal ini nggak bener. Harusnya didiamin aja atau dikasih obat nanah - tapi saya lagi nggak punya makanya nggak tahan untuk nggak mencetin. Jerawatnya kecil-kecil, berisi, dan gatal. Kalau dipencet gatalnya ilang tapi jadi meraah di bekasnya dan perih sebab kulitnya luka.

DAY 9

Masih sama kayak day 8 di pagi dan sore hari. Kulit tetep gatal, perih bin cekit-cekit dikala dimasker dan kemerahan usai dibilas. Untunglah maskernya masbodoh jadi rasa gatal perih dan cecekitan tadi tuh agak bisa saya tahan - menyerupai imbas anestesi sederhana. Pas kering, wuahh makin menjadi-jadi hingga rasanya ingin saya garuk-garuk ini wajah. Untunglah logika saya masih berjalan, cukup rontokin sisa masker dan bilas aja. Parahnya nih sesudah dibilas, gatalnya masih tersisa. Terus dikala dipakaiin skin care apapun jadi perih juga. Disemprot toner perih, dipakaiin pelembap perih. Duhh.

DAY 10

Gatal, perih, dan cekit-cekit masih berlangsung pagi sore dikala maskeran. Kemerahan juga masih ada usai bilasan. Syukurlah nanah nan gatal udah mulai pada sembuh jadi nggak seberapa perih kalau saya pakaiin skin care lain lagi. Komedo masih, idung dan area yang komedoan jadi nggak semulus dikala awal-awal masker kefiran. Ini hari terakhir saya dalam program 10 Day Detox With Kefir Mask. Semoga sesudah nggak pakai kulit nggak berontak ya dan komedo saya cepet minggat lagi.

Ini saya nulis sesudah udah nggak pakai masker kefir. Hasilnya, kulit kini baik-baik aja. Nggak se-moist saat masih pakai masker sih, tapi masih cukup tidak kering. Nggak ada lagi bruntusan dan nanah - ini udah sembuh, tapi komedo masih tersisa. Komedo ini utamanya di tempat hidung dan sekitar pipi sih. Kalau yang di dagu nggak tumbuh lagi - setidaknya untuk dikala ini.

Overall, saya sih nggak duduk perkara pakai masker kefir. Daya melembapkannya juara! Makara kan gini, sesudah dibilas pakai air aja rasanya kulit super berair walau minyakan dan lengkit. Tapi sesudah dipakaiin face wash pun balasannya nggak jadi keset. Tetep masih berair cuma tanpa minyakeun segambreng. Seneng deh kalau digunakan senyum jadi lebih nyaman sebab nggak ada area yang terasa ketarik. Wajah juga nggak mengelupas di area yang dulunya biasa kering. Ini bikin make up lebih praktis diaplikasikan dengan hasil flawless. Ini saya rasain banget di hari ke 5-7 di Solo. Kan saya ngampus dan tiap hari make up-an, rasanya jadi lebih praktis merata dikala itu :). Kalau dulu kan suka sukar rata di tempat kelupasan maupun wilayah komedo.

Repurchase? Maybe 2 atau 3 bulan lagi. Tapi nanti saya mau beli buat 20 hari. Oh iya, masker kefir yang saya beli ini kemasannya pribadi 100 gram gitu dan saya mesti nyiapin sendiri sehari pakainya seberapa biar cukup untuk 10 hari. Ini cukup, bahkan masih sisa sedikit. Kelak kalau beli lagi saya mau beli yang paketan aja yang udah dipisah-pisah per satu atau dua kali pemakaian. Pingin cobain kefir mask varian lain juga, yang saya beli ini kan yang pure. Trus, untuk antisipati ketiadaan kulkas, kini ada loh masker kefir bubuk. Tinggal dicairkan pakai susu/toner/air biasa untuk bisa diaplikasikan, Terdengar kurang mantap memang dibanding kalau pakai masker kefir langsung, tapi ini bisa jadi solusi buat anak kos.

Mau nambahin dikit, dikala saya simpan di freezer tekstur masker kefir jadi kayak es krim, lebih padat - tenaang nggak beku kok. Kalau di kulkas biasa adem doang tapi tak sepadat dikala di freezer. Kalau di luaran, jadi agak cair kayak susu kental manis. Berair juga jadi kayak ada dua lapisan gitu, bawah endapan kefir atasnya bening. Aroma akan lebih ternetralisir dikala di freezer, bacin susu nggak seberapa tercium dan lebih ke aroma tape dikala diaplikasikan - meskipun pas digunakan nanti tetep aroma susunya menyeruak dikala kering dan dibilas. Kalau di luaran, aroma susu lebih tajam ketimbang aroma tapenya.

Ngebilas masker kefir ini juga gampang. Kalaupun malas menggosok kerak maskernya yang mengering ya tinggal usap aja pakai air juga bisa ilang kok. Di bilasan tuh bakal larut sisa-sisa keringnya masker jadi kayak guguran putih-putih gitu - padahal pas mengering betul di wajah nggak berwarna lho. Saat dibilas, aroma susu yang paling kecium. Aroma tapenya udah entah kemana - bahkan semenjak masker mengering. Awalnya saya memang nggak suka, tapi lama-lama yaudah biarinlah. Aroma ini juga tertinggal di kuas yang digunakan maskeran, plus licin berlemaknya, jadi pastikan basuh kuas dengan sabun hingga higienis dan tak berbau usai digunakan.

Harga masker kefir beragam. Yang saya beli 85 ribu @100 gram belum ongkir, ini udah termasuk yang paling murah. Rata-rata dari home industry gitu ya dan biasanya dijual online. Searching-searching sendirilah kalau mau beli :). Sudah dulu ya pos saya hari ini, see you!
Share This :
Johan Andin