MASIGNCLEAN101

[Review] Vienna Face Spa Mask Purifying Black Mud Clarifying Egg

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf bila kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]


Udah usang nggak nerusin nulis kisah kenangan. Lagi macet mood-nya, jadi pending dulu yaa. Sebagai gantinya, hari ini saya nulis review lagi ajah. Ngobrolin soal nulis review, kini review yang saya posting engga sebanyak dulu ya? Ngga apa-apa deh, soalnya emang sulit bagi waktu dan meres otak kalau tiap hari kudu posting. Kalo dulu mah selo banyak waktu luang jadi dapat nulis tiap hari tanpa cemas akan hal lain. Ah, back to topic. Hari ini mau review masker. Belakangan gres saya sadari, saya sering beli masker tipe peel off. Salah duanya dari Vienna ini. Vienna tuh saya tau merknya udah lama, tapi dulu pertama kenal saya taunya beliau cuma brand untuk sabun susu kambing :D. Ternyata ada produk lainnya juga toh. Masker dari Vienna ada buanyak jenisnya, dan untuk permulaan saya coba dua varian dulu. Vienna Face Spa Mask Purifying Black Mud dan Clarifying Egg!

Buat yang belum tahu, Vienna ini brand lokal yang pabriknya ada di Tangerang. Harga maskernya terjangkau, cuma Rp. 8.500 aja per sachet. Kayaknya semua maskernya emang dikemas sachet ya, nggak tersedia dalam kemasan lain semisal tube. Harga segitu nggak dapat dibilang murah meriah sih alasannya ialah sachet-nya kecil, tapi nggak terlampau mahal juga kok :). Isinya 15 ml dalam setiap sachet. Kemasannya bermaterial plastik, ala-ala bungkus sampo gitu lah. Di sisi atas ada celah untuk awalan membuka kemasannya, jadi semisal kau mau pakai ini masker tapi nggak punya gunting, damai tinggal sobek saja. Sejumlah keterangan disertakan pada sisi depan kemasan, termasuk ilustrasi cewek maskeran dan materi masker di belakangnya. Desain kemasannya cukup catchy menurut saya, lucu gitu dan menarik orang untuk membeli. Strategi pemasaran yang bagus ya? Trus di bawah ilustrasi ada nama produk plus materi aktif di dalamnya serta keterangan untuk kulit jenis apa masker ini diciptakan. Dua-duanya yang saya beli ini ditulis for oily to normal skin. Okay, kulit saya kombinasi antara kering dan berminyak. Rasanya nggak apa-apa deh pakai masker ini walau nggak plek sama jenis kulitnya dengan yang disebut. Keterangan lebih lanjut ada di belakang sachet, bahas satu-satu ya!

Mmm, yang mana dulu ya dibahasnya :S. Clarifying Egg aja dulu deh! Ini yang kemasan putih. Saya tertarik beli alasannya ialah dulu pernah nyoba maskeran pakai putih telur orisinil dan udah males mengingatnya alasannya ialah anyir tenan, jadi waktu ada masker dengan suplemen nama telur gini saya bawaannya pingin nyoba aja. Siapa tahu lebih kondusif dan nyaman dibanding maskeran dengan telur beneran. Masker ini kalo sesuai nama - dan gambar depannya - ini saya duga berbahan putih telur. Tapi yang ditulis materi aktifnya justru Witch Hazel, Aloe Vera, dan Green Tea untuk kulit halus, lembut, dan purifies *saya galau mau nerjemahinnya kulit jadi lebih murni atau gimana*. Ternyata materi dan khasiat ini juga sama tertulis di kemasan masker yang satunya. Makara ini sebenernya materi aktif dalam semua masker Vienna apa gimana sih? Saya kok jadi galau hingga di sini. Ada yang dapat ngasih pencerahan? Trus putih telurnya ada di mana? Kita baca lanjut ke bawah deh yuk.


Saya anggap itu tadi merupakan materi penyusun yang ada di dua masker Vienna beda varian ini. Next, lanjut aja bahas ke deskripsi di balik sachet. Katanya, rawatlah kecerahan kulit dengan egg powder alami yang kaya akan vitamin dan protein. Mengangkat sel kulit mati dan kering secara perlahan semoga kulit lebih segar, bersih, dan berseri-seri. Diperkaya dengan perpaduan dari botanikal dari witch hazel, aloe vera, dan green tea untuk menyejukkan dan membersihkan pori-pori pada wajah. Herbal whitening complex untuk perawatan kulit tampak cerah dan putih. Kulit senantiasa terasa halus, lembut, tampak putih dan cerah.

Kalau baca klaimnya, wuih menarik hati banget ya :D? Siapa juga yang nggak tertarik punya kulit halus, lembut, tampak putih dan cerah dengan pakai masker aja. Saya termasuk yang excited langsung nyoba walau nampaknya agak berlebihan ya klaim yang disebutkan. Gini lho, saya bahkan belum nemu yang dinamain egg powder tuh di ingredients ditulis apa. Trus maksudnya bubuk telur gitu? Alami? Jelas itu semacam bahasa iklan ya, segala produk pabrikan gini istilahnya bukan alami berdasarkan saya. Terus materi yang diunggulkan juga malah bukan egg powder yang notabene jadi varian masker. Walau sempat ditulis deskripsinya tapi nggak dijelasin lagi di belakang keuntungannya apa. Sebelum nyoba, baca cara pakai dan ingredients lain di foto ya, soalnya saya males ngetikin ulang. Terlalu banyak cyin. Intinya bahan-bahan yang dunggulkan dalam masker ini udah ketulis di atas, dan di ingredients urutan penulisan bahannya masih di cuilan depan kok :). Plus  ada kandungan Niacinamide (Vitamin B3), Allantoin, dan beberapa materi keren lain lho. Ternyata sepakat juga masker keluaran Vienna ini. Baidewai, tadi ada klaim herbal whitening, saya nggak paham juga kenapa musti disebut herbal secara materi pencerahnya - Niacinamide - sama sekali bukan herbal. Kalau cara pakai, alasannya ialah ini peel off mask, udah paham semua kan makenya gimana? Tinggal oles, tunggu kering, dan kelupas deh, beres! Sebelum pakai, pastiin dulu tanggal kadaluwarsanya kapan. Ini mah masih tiga tahun lagi, kondusif - tapi kok usang bener ya. Baidewai, tanggal kadaluwarsa itu tentu berlaku sebelum kemasan dibuka. Ngerti kan nona-nona?

Saya mau lanjut bahas yang Purifying Black Mud dulu ya yang berkemasan hitam sebelum bahas ke pemakaian. Soalnya alasannya ialah ini satu review dua produk jadi saya pakainya bersamaan, simpel dan efisien ketika foto-foto. Kalo kemasan sama persis dengan yang putih, beda ilustrasi dan warna doang, trus keterangan materi di bawah ilustrasi juga plek ketiplek. Perbedaan lain? Perhatiin ingredients lengkap di foto.


Klaimnya agak beda walau pada dasarnya sama. Kalo yang ini katanya, berikan energi pada kulit dengan lumpur hitam alami yang kaya akan mineral. Perlahan mengangkat kulit mati dan kering semoga kulit lebih segar, bersih, dan berseri-seri. Diperkaya akan paduan botanikal dari witch hazel, aloe vera, dan green tea untuk menyejukkan dan membersihkan pori-pori pada wajah. Herbal whitening complex untuk perawatan kulit tampak cerah dan putih. Kulit senantiasa terasa halus, lembut, tampak putih dan cerah.

Dengan dua judul masker yang beda tapi khasiatnya dibilang sama, bikin kulit segar higienis berseri-seri. Lagi-lagi berdasarkan saya penamaan masker ini cuma bertujuan untuk iklan. Bahan-bahan penyusunnya juga nyaris sama plus saya belum nemu black mud diistilahin apa di ingredients. Yang udah nemu tolong komen ya. Ini juga nggak dijelasin lebih lanjut lumpur hitam khasiatnya apa. Yang ditulis justru manfaat umum yang udah saya baca di masker sebelumnya, yang putih. Oh iya, alasannya ialah ini - dan satunya tadi - peel off mask, ada kandungan alkohol cukup tinggi di dalam produk - urutan dua dan tiga. Makara memang bener produk ini disarankan untuk kulit berminyak hingga normal. Kulit kering agaknya lebih sensitif kalau kena alkohol dalam produk. Saya tetep nyobain alasannya ialah kulit saya keringnya kombinasi. Cara pakai maskernya sama aja, nggak udah saya jelasi lagi ya *blogger pemalas*. Trus ini juga ada expired date-nya tapi nggak keliatan alasannya ialah dicap pake tinta hitam, karam deh di latar yang juga hitam.

Sekarang lanjut ke isi produk. Karena saya anaknya rapi jadi buka maskernya pakai gunting *nggak penting dijelaskan*. Kemasan sachet dengan isi peel off mask gini simpel ya, mudah dibawa, mudah digunakan juga tanpa ribet - dibanding pakai yang bubuk dan harus di campur air. Isinya yang Clarifying Egg putih bening seolah-olah putih telur orisinil tapi ini ada tambahan beads-beads jingga cantik. Saya rasa ini corn starch alias tepung jagung - materi yang juga ada di bedak tabur Marcks, konon katanya berfungsi menyerap minyak. Aromanya semriwing alkohol dan adem peppermint - memang ada kok di ingredients. Nggak kecium sama sekali aroma anyir putih telur, dan bahkan saya belum yakin ini ada ekstrak telurnya. Kalo Purifying Black Mud isinya hitam pekat, ada materi tepung jagung juga tapi nggak keliatan di sini, dan aromanya sama aja dengan yang putih. Sekilas ini seolah-olah mud mask saya yang palsu dari Shiseido :D. Saya tertarik ambil varian black mud ini juga alasannya ialah mau bandingin sama masker usang nan KW itu.

Tekstur keduanya gel tapi agak cair, begitu kemasan dibuka pribadi mudah mengalir dan mudah tumpah juga kalo nggak hati-hati naruhnya. Yang putih lebih kental dikit, nah kalo yang item bener-bener mudah netes, waktu maskeran tubuh sama pakaian saya ikut ketetes-tetesan :(. Mungkin alasannya ialah saya pakainya pribadi tuang dari sachet ke jari dan diolesin ke wajah. Saran saya sih kalau kau mau pakai lebih baik maskernya dituang dulu ke wadah gres dioles pakai kuas ke wajah biar lebih rapi dan bersih. Kalau nggak punya kuas pakai jari dapat juga, cuma kayaknya lebih belepotan makenya.

Vienna Face Spa Mask Clarifying Egg yang teksturnya gel bening bertaburan beads oranye mudah diratakan ke permukaan wajah tanpa pada netes-netes. Waktu diratain balasannya bening aja di wajah, kayak nggak pake masker tapi kulitnya meling-meling. Saya sengaja pake di setengah wajah doang ya biar dapat coba dua-duanya sekaligus. Makenya hati-hati, usahakan jangan kena alis atau anak rambut di dahi alasannya ialah nanti repot bersihinnya - harus ditarik-tarik coy pedih. Masker ini keringnya cepet, dan pribadi terasa kaku kencang tertarik gitu di kulit. Dikelupas mudah dan nggak sobek tapi lebih perih rasanya. Peel off mask ini yang paling kenceng nempelnya deh dibanding semua peel off mask lain yang pernah saya coba. Biasanya saya nggak ngeluh kalau ngebersihin sisa masker yang nempel di alis, tapi pas pakai masker ini jadi ngeluh. Ceritanya kan cuilan alis saya nggak sengaja kena masker, itu pas mau ditarik susah banget alasannya ialah saking kenceng nempelnya, dan alis saya jadi sakit ditarik-tarik. Harus saya lunakin pakai micellar water di kapas dulu gres mau lepas maskernya. Di wajah juga kenceng nempelnya, tapi masih dapat saya tolerir, dan kayaknya nggak ada bulu halus di wajah yang tercabut soalnya di sisa masker yang sudah dilepas nggak ada residunya.

Habis digunakan nggak terasa ada perubahan berarti, hahaha. Semua khasiat yang diklaim di atas nggak saya rasain blas. Biasa aja gitu kayak habis basuh muka udah pake pelembap kemudian nggak ngapa-ngapain. Kulit nggak berkurang kelembapannya memang, ini bagus alasannya ialah rata-rata peel off mask ngeringin kulit - ada alkoholnya. Mungkin imbas yang disebutin nggak saya rasain alasannya ialah makenya gres satu kali. Entah kalo rutin apakah kulit saya jadi terasa halus, lembut, tampak putih dan cerah. Oh iya, antara pakai masker ini sama waktu maskeran dengan putih telur orisinil buat saya terasa beda. Yang ini memang nggak anyir dan lebih praktis, tapi saya nggak nemu manfaat putih telur di dalamnya.

Kedua, multi masking pakai Vienna Face Spa Mask Purifying Black Mud, rasanya sama aja kayak pakai yang satunya. Tapi ini lebih sukar diratain, terlalu encer berdasarkan saya jadi mudah netes-netes dan alasannya ialah warnanya hitam jadi kalau belepotan keliatan. Nempelnya nggak sekenceng yang putih dan keringnya lebih lama. Suer lama! Saya udah sekitar setengah jam maskeran begini dan yang hitam masih ada cuilan belum keringnya. Kalau dikelupas jadi robek alasannya ialah cuilan yang belum kering nempel dan masih ketinggal. Repotnya lagi alasannya ialah hitam jadi nyaru kalau kena alis atau rambut. Saya gres nyadar ada masker yang nempel di rambut pas lagi sisiran - sudah beda waktu sama maskeran. Ini agak ngeselin alasannya ialah saya tipenya nggak suka kotor :(. Terus alasannya ialah saya lepas masker ini dalam kondisi belum kering tepat jadi ada beberapa sisa tempelan hitam di wajah. Repot deh harus basuh muka juga, padahal pakai peel off mask kan maksudnya biar higienis habis maskeran pribadi lepas tanpa kudu bilas. Jadinya yang putih juga kebilas habis maskeran, tapi kalau yang putih tadi dapat higienis dilepasnya nggak pada ninggal - kecuali di alis.

Klaim maskernya sama, bikin kulit wajah terasa halus, lembut, tampak putih dan cerah, tapi saya juga nggak ngerasain efeknya. Malah kulit saya di cuping hidung jadi lebih kering usai masker ini dilepas. Manfaat lumput hitam yang entah apa juga nggak saya rasain. Dibandingin sama mud mask Shiseido palsu yang pernah saya coba dulu, bedanya yang ini lebih encer, lebih usang kering, dan walau pakainya tipis tapi lebih meng-cover kulit. Trus kalau yang dulu katanya dapat ngangkat komedo - padahal mah enggak - yang ini enggak, habis dilepas nggak ada resido komedo yang terangkat. Oh iya, Vienna masker ini dua-duanya dapat digunakan maskeran dua kali per sachet. Lumayan ekonomis yak? Nyimpennya kalau udah dibuka dapat ditaruh kulkas supaya terjaga, atau di suhu ruang asal tertutup rapat nggak duduk kasus kok.

Saya nggak ada keluhan berarti sesudah pakai masker ini. Nggak ada breakout juga nggak ada purging. Ngomongin soal purging, dulu saya anggap ini ngga ada bedanya sama breakout karena reaksi nggak cocok terhadap suatu produk. Ternyata beda, purging tuh hanya terjadi ketika produk yang digunakan mengandung fungsi eksfoliasi, kalau breakout karena nggak cocok. Saya udah ngabisin masker ini kemarin - kalau foto-foto buat review udah usang - dan belum ada niatan mau beli lagi. Memang sih tipe masker kayak gini simpel kemasan dan dipakainya, tapi saya nggak ngerasain imbas wow yang bikin harus beli lagi. Walau memang Vienna punya buanyak macam masker yang lucu-lucu kemasannya dan menarik hati untuk dicoba - saya pernah liat ada varian strawberry dan coklat juga! - tapi stok masker saya masih banyak, dan yang peel off juga masih ada. Eniwai semenjak ini mulai bosan juga pakai peel off mask - apalagi yang sachet-an, kelak mau beli masker konvensional dalam tube aja kayaknya :). Nah sekian dulu ya review saya hari ini, see you mons!

Price: Rp. 8.500
Rate: 2,5/5
Repurchase? No
Notes:
+ banyak varian
+ satu sachet bisa dua kali pemakaian
+ praktis
- nggak berefek
- varian beda tapi klaimnya sama dan materi yang dijadikan varian malah nggak diunggulkan
- konsistensi beda
- bikin kering (opsional, di saya hanya terjadi pada cuping hidung ketika pakai yang black mud)
Share This :
Johan Andin