MASIGNCLEAN101

[Experience] Keindahan Puncak Becici, Hutan Pinus Hits Kurun Kini

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau besar lengan berkuasa pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Setelah mengunjungi dua objek wisata sebelumnya, kini saatnya saya menikmati objek wisata ketiga yaitu hutan pinus! Hutan pinus terhits ketika ini terletak di Puncak Becici, masih sejalur dengan Mangunan dan rumah hobbit yang sudah saya sambangi. Masuk kemari cukup jauh area parkirnya dari jalan raya, dan dikenakan tarif retribusi kalau nggak salah cukup Rp. 4.000 per orang. Dari lokasi parkiran, cuzz mari kita jalan mengeksplorasi wilayah pepohonan ini!

Baca juga: [Experience] Jalan-Jalan Pagi di Kebun Buah Mangunan
[Experience] Mengunjungi Bag End, Rumah Hobbit Mr Bilbo Baggins

Baru masuk, saya sudah disambut papan love yang mengiris-iris hati jomblo menyerupai ini. Yah, biarpun sendiri ngga ada salahnya kan ya foto di depan papan love dari bambu ini. Papan ini terletak di sebidang taman, yang lebih banyak area tanah ketimbang tanaman sebetulnya. Di depan papan ada jalan cukup lebar yang depannya ditanami beberapa jenis bunga. Dari taman love ini, saya lanjut merangsek lebih jauh ke belahan dalam hutan. Jalannya berbatu-batu, kadang tanah, dan disusul rumput.

Pohon-pohon yang tumbuh di sini tinggi-tinggi sekali, jadi kalau angin bertiup kita nggak akan kedinginan sebab terlindung batang pohon. Tapi yang harus diwaspadai, di sini tidak mengecewakan banyak nyamuk. Mungkin sebab ada genangan air sebagai rumah mereka kali ya. Kaprikornus siapkanlah perangkat penangkal nyamuk, semisal repellent atau minyak telon plus. Ngga perlu bawa anti nyamuk semprot, tidak mempunyai kegunaan di udara terbuka, yang ada malah mencemari lingkungan. Eh ini hutan buatan atau alami ya? Saya nggak nyari informasi waktu itu. Areal hutannya cukup luas, dan pohonnya sudah niscaya banyak. Waktu saya hingga ke sini, waktu menunjukkan sekitar pukul sepuluh. Wisatawan sudah banyak yang hadir, ada segerombol ibu-ibu piknik yang bawa tongsis masing-masing dan dikit-dikit selfie, ada rombongan pramuka, dan banyak lagi keluarga atau cuma tim kecil berdua-dua.

Di Puncak Becici ini, terdapat beberapa spot foto menarik. Salah satunya yaitu gerombolan gubuk kecil. Gubuknya berbentuk lucu :D, kayak pakai caping di atasnya. Satu gubuk ukurannya kecil, hanya muat untuk satu orang berdiri. Sayang bawahnya tanah liat yang becek. Yaa saya maklum kalau habis hujan, tapi alangkah baiknya kalau pengelola memasang batu-batu sebagai ganjal pijakan di dalan dan sekitar gubuk, niscaya akan lebih keren lagi. Area gubuk ini terletak pas di belakang pohon-pohon pinus yang saya pakai latar foto di atas.

Selain gubuk, kalau kita jalan lebih ke kanan - arah mata angin saya nggak sanggup nengeri - ada satu lagi spot menarik. Berbentuk menyerupai aksara C, kayak bulan sabit gitu, ini yaitu sebuah tempat berteduh di atas tiang penyangga. Naiknya pakai tangga yang disewakan oleh pengelola, dan kita cukup bayar seiklasnya :). Oh iya, kalau diingat-ingat, di dua tempat wisata sebelumnya pengelola yang ada rata-rata masih muda, tapi pas di Puncak Becici ini yang saya jumpai bapak-bapak semua. Tapi dia ramah-ramah kok dan dengan bahagia hati menjelaskan apapun yang kita tanyakan. Spot C ini sebenernya manis kalau diambil dari angle samping pas, jadi kayak melayang gitu dengan latar langit dan puncak pohon. Sayang temen saya fotoinnya ngasal, jadi kan saya kayak cuman numpang duduk di halte gitu doang ngak epic :(.

Turun dari spot C, saya berjalan ke arah landasan kayu yang eksklusif mengarah ke tepi hutan. Landasan ini yaitu spot utama dari Puncak Becici. Jalannya lewat undakan kerikil putih menurun, yang di sisi kanan kirinya yaitu sengkedan tanah. Jenis tanah di kawasan ini yaitu tanah merah, cakep loh diliatnya, dan kalau hujan baunya lezat ;P. Jalan undakan ini di pangkal turunannya yaitu sebuah landasan yang akan saya tuju. Tepiannya mengarah ke tebing tinggi, yang saya walau tidak phobia ketinggian jadi ngeri kalau melongok ke bawah sebab saking dalamnya, Sebelum hingga ke landasan, terdapat area menyerupai tribun dari kayu yang disusun membentuk oval, untuk pengunjung duduk-duduk. Dari sini, landasan terlihat menyerupai panggung besar, keren kayaknya kalau ada pertunjukkannya. Eh kalau nggak salah dulu AADC2 shooting di sini bukan sih ya?

Di belakang tribun yaitu barisan pohon pinus yang sudah saya lewati tadi. Apakah di sini nggak ada jenis pohon lain? Entahlah, tapi namanya saja hutan pinus jadi ya mungkin saja semua pohonnya pinus, kecuali rumput, bunga, dan beberapa tanaman kecil lainnya. Di bawah tribun lagi-lagi lantai tanah, ngga ada rumput atau kerikil tapi syukurlah di sini tanahnya lebih padat jadi nggak becek. Lagian mungkin memang lebih manis gini, kalau dikasih rumput kasihan rumputnya terinjak-injak, kalau dikasih kerikil terlalu banyak yang dibutuhkan, sudahlah tanah dipadatkan saja.

Daan, inilah dia landasannya! Bermaterial papan kayu disusun membentuk area persegi, landasan ini cukup lebar untuk dipijak banyak orang. Dari sini kita sanggup melihat pemandangan kawasan di bawah, yang jadi keliatan kecil-kecil menyerupai negeri liliput. Kelihatan juga langit yang luas berkabut dengan bayangan gunung di kejauhan. Baguus banget pemandangan alam dari atas landasan ini! Saya agak takut kalau bangun terlampau ke pinggir, padahal tepinya ini masih ada sedikit area tanah yang sanggup dipijak, gres sehabis itu tebing. Melihat matahari terbit dan terbenam dari puncak ini niscaya mengasyikkan. Sayang waktu itu hari masih menjelang siang, kelewatan sunrise dan masih terlalu usang kalau mau nungguin sunset. Kaprikornus tampaknya saya cukup menikmati keindahan panorama sesiang ini aja. Dan selanjutnya, semakin panas matahari, jadi saya putuskan untuk bergegas berpindah dari Puncak Becici. Apakah perjalanan saya hari ahad itu sudah berakhir? Belum dong, selanjutnya saya masih akan ke pantai. Ke pantai di siang bolong? Hooh :'D, Simak selengkapnya di pos berikutnya!
Share This :
Johan Andin