MASIGNCLEAN101

[Beauty Talk] Makeup Dan Skincare Harus Seimbang - Pengalaman Facial Organic Di Larissa!

[Semua foto saya sebelum berjilbab dihapus jadi mohon maaf kalau kuat pada isi Blog. Doakan istiqomah ya teman-teman, terimakasih!]

Halo semua! Setelah kemarin ngomongin soal perombakan blog ini, kini saya mau nulis soal facial organic yang saya lakukan treatment-nya di bulan lalu. Iya emang bukan bulan kini alasannya yaitu memang April ini masih tanggal muda banget dan saya belum melaksanakan sesuatu hal serius dalam hal perawatan kulit lagi. Ini tadi sebelum mulai nulis tuh saya sempet galau mau bahas topik apa. Udah lupa sama facial bulan kemudian soalnya, heran deh mengapa daya ingat saya cepat sekali memudar. Tapi terus ingat bulan kemudian habis facial. Ingetnya kebetulan banget, soalnya saya kan lagi sering makeup trus mikir deh kalo kulit yang sering di-makeup-in harusnya kudu rajin dirawat juga. Seimbang jadinya. Mengingat soal perawatan kulit, eksklusif ingat deh facial bulan lalu. Itu itungannya belum usang banget kok kejadiannya, jadi masih cukup fresh untuk saya tulis sekarang. Mumpung inget, eksklusif aja ya dongeng soal facial yang saya lakukan di bulan kemudian tersebut.

Kaprikornus itu sekitar ahad ketiga di bulan Maret, pas saya mau pulang kampung ke Jogja. Facial-nya di Solo ya. Pas itu saya lagi ngerasa kok kulit ini geradakan banget enggak mulus alasannya yaitu banyak komedo dan ditambah gres bruntusan. Diingat-ingat, saya memang sudah usang enggak facial. So, berangkat facial-lah saya hari itu juga. Tadinya sekalian punya rencana mau hair spa juga, semoga rambut lebih enakan. Soalnya dari saya ganti regimen perawatan rambut dari shampoo, conditioner, hingga hair vitamin yang kini tuh rambut saya jadi lepek. Iya memang jadi halus dan lebih lembut, nggak sekering dan sekaku dulu, tapi hasilnya tuh terlalu kempis. Jadinya rambut saya keliatan tipis, udah gitu alasannya yaitu rambut kempis dan lepek yang jatuh gitu, pas difoto hasilnya ngga bagus. Nah balik ke topik facial, kalo yang ngikutin blog saya niscaya tahu kalau saya yaitu pelanggan tetap facial di Larissa walau sempat saya bilang tampaknya beberapa kali pas ke sana facial-nya kurang higienis jadi saya nggak puas. Hari itu saya ke Larissa juga. Di Solo, satu-satunya Larissa yang saya tahu alamatnya dan niscaya tidak akan nyasar kalau jalan ke sana yaitu Larissa yang di Jalan Gajahmada. Pokoknya itu hampir searah sama kalau ke Stasiun Balapan jalannya. Berangkat sekitar jam satu siang alasannya yaitu kalau kesorean takut keburu mbak terapisnya capek dan ngebersihin muka sayanya nggak maksimal. Ini berdasar pengalaman ya, seringnya saya pas facial ngerasa kurang higienis itu pas datangnya di selesai menjelang jam Larissa mau tutup. Kaprikornus hari itu sudah siap deh dengan tiba di jam siang. Tapi siaulnya, saya lupa kalau jalan ke arah Larissa itu tuh ngelewatin bundaran Manahan yang mana lagi ada proyek pembangunan fly over. Jadilah sebagian jalannya ditutup dan arus perjalanan dialihkan. Saya yang biasa ke Larissa lewat jalan situ jadi harus muter tidak mengecewakan jauh deh sehingga jadi usang nyampainya. Tapi Alhamdulillah kok walau lebih usang nggak hingga kesorean datangnya, tetep masih siang sekitar jam setengah duaan.

Hari itu pas saya datang, di ruang tunggu ternyata sepi. Barengan saya cuma dua mas-mas gres gede yang tampaknya masih sangat remaja, mereka ngambil antrian di depan saya. Oh iya kini tuh kalo ke Larissa buat mencet tombol yang ngeluarin nomor antrian tuh bakal dipencetin sama security di sana, jadi kita tinggal nyebut aja apa tujuan pas ke sana. Nggak tahu kenapa musti begini padahal berdasarkan saya mah mencet sendiri jauh lebih praktis. Tapi mungkin ini tujuannya untuk menghindari kebingungan customer mau mencet tombol yang mana alasannya yaitu ada beberapa jenis antrian berbeda. Trus saya belum tahu soal ambil nomor dibantu security ini berlakunya di semua outlet Larissa atau cuma di Larissa di Jalan Gajahmada yang saya datangi. Oke tadi hingga ke saya ngambil antrian di belakang dua mas-mas remaja. Kaprikornus otomatis saya harus nunggu dua nomor dulu sebelum tiba giliran. Padahal cuma nunggu dua nomor tapi waktu itu tidak mengecewakan usang hingga giliran saya dipanggil. Ngga tahu sibuk apa customer service-nya. Nah begitu tiba dikala nomor antrian saya disebut, eksklusif deh saya menuju ke meja customer service. Langsung ngeluarin member card dan buka-buka sajian layanannya *berasa pelanggan lama*. Hari itu saya milih facial organic, alasannya yaitu belum pernah nyoba dan itu yang paling murah, wkwkwk. Nggak jadi sekalian hair spa alasannya yaitu saya mau berhemat dan lagian takut kesorean baliknya mengingat habis itu saya mau pulang ke Jogja. Kaprikornus cukup facial aja.


Tahap selanjutnya sehabis memesan mau facial organic ke customer service, saya diarahkan ke ruang tunggu. Ruang tunggunya Larissa yang di sini cukup luas, pakai sofa empuk, adem dan seger alasannya yaitu walau indoor tapi dikasih tanaman hias di ruangannya *tapi entah itu tanaman orisinil atau imitasi*. Di sini nunggu sekian menit untuk nanti dipanggil menuju ruang perawatan. Dua mas-mas di depan saya tadi nggak ke ruang perawatan alasannya yaitu mereka konsultasi ke dokternya dulu. Kaprikornus giliran saya lebih cepet dipanggil. Ruang perawatan ada di lantai atas, naik tangga lah saya menuju ke sana sehabis dipanggil dan menerima set kemben beserta kunci loker dari mbak yang menjaga di balik pintu ruang perawatan. Dulu nih kalo pas tahap ini biasanya dikasih kembennya di dalem tas, tapi kini eksklusif gitu aja. Sampai di atas, ganti kemben - apes hari itu saya sanggup yang kedodoran dan ngga sanggup dikencengin - trus menuju bed yang udah disiapkan buat saya oleh mbak terapisnya.

Sampai bed, berbaring deh sementara belahan kaki diselimutin. Trus nunggu sebentar mbak terapisnya dateng untuk memulai ritual facial. Perlu saya ceritain tahapannya? Bolehlah ya tapi seingat saya aja. Pada pada dasarnya urutan dalam facial organic ini sama aja menyerupai facial lain pada umumnya di Larissa, yang ngebedain cuma produk yang digunakan dan aromanya. Kaprikornus mula-mula wajah saya dibersihkan terlebih dahulu. Sebelum mulai, mbak terapisnya minta ijin dulu. Mbak-mbak terapis di Larissa memang setiap mau ngapa-ngapain bilang. Hari itu saya lagi ngga makeup, cuman pakai pelembap aja dan lip tint tipis supaya keliatan seger. Sedikit saran, kalau mau facial memang sebaiknya nggak usah makeup supaya mempermudah proses pembersihannya. Toh mau makeup-an pun risikonya dibersihkan juga kok. Di Larissa, yang digunakan untuk membersihkan wajah di awal facial yaitu milk cleanser produk dari outlet-nya sendiri. Milk cleanser-nya beraroma rempah-rempah, enyak saya suka. Setelah wajah dioles milk cleanser dan dipijat-pijat sebentar hingga kira-kira debu dan kotoran yang perlu dienyahkan kabur, trus wajah dilap pakai tisu - atau enggak ya? - dan dibersihkan lagi pakai spons basah. Air dari spons basahnya beraroma antiseptic. Selanjutnya, wajah dikasih scrub yang tampaknya beraroma rempah juga. Kayaknya facial organic ini bahan-bahannya memang beraroma rempah semua deh. Scrub-nya pertama digosok dengan tangan, terus habis itu dipakaiin alat yang menyerupai sikat muter-muter ke seluruh permukaan wajah. Lalu wajah dibilas dengan spons lembap lagi hingga sisa scrub-nya luruh. Selanjutnya wajah diberi cream massage dan di-massage hingga ke dada dan punggung. Hari itu wajah saya nggak di-massage alasannya yaitu lagi sedikit bruntusan, jadi yang dipijat belahan dada dan punggung aja. Saya paling suka tahap ini alasannya yaitu sanggup sekalian merilekskan otot. Terus sehabis massage-nya selesai wajah dilap pakai tisu dan diuap. Diuapnya mungkin sekitar sepuluh menit, dan selama itu mata saya ditutup pakai kapas basah.

Kelar diuap, tibalah saatnya ekstraksi komedo. Menurut saya inti yaitu belahan inti dari facial. Nah, di tahap ini tumben-tumbenan hari itu saya sanggup terapis yang memuaskan. Kaprikornus mencet komedonya beneran bersungguh - sungguh, detil dan teliti hingga ke setiap senti. Mencetnya beneran sakit! Biasanya tuh saya nyaris nggak pernah nganggap ekstraksi komedo pas facial itu sakit, malah saya sempat berpikir orang-orang yang nangis pas dipencetin komedonya itu lebay, tapi ternyata hari itu beneran sakit ampe nangis juga saya. Bersihin komedonya tidak mengecewakan lama, trus habis itu ditawarin mau sekalian dirapihin alisnya nggak. Saya udah usang nggak ditawarin kayak gini tapi tetep saya jawab enggak. Saya biasa rapiin alis sendiri soalnya. Kalau dirapiin orang lain takut ketipisan dan terlalu melengkung, aah saya ogah alis semacam ituu. Selesai komedo diekstraksi keluar, saatnya tiba ke penggunaan alat yang kalo nggak salah disebut high frequency sama mbaknya. Itu loh yang dari logam, dijalankan memutar di atas kulit wajah secara merata. Alatnya beraroma logam - kayak amis karat gitu loh - dan cekit-cekit perih waktu kena kulit apalagi di area yang komedonya habis diangkatin. Perasaan dulu nggak secekit-cekit ini tapi kok kini perih banget ya? Ini entah Larissa-nya memang lagi pol-polan facial-nya atau kulit saya yang kini sensitif?

Setelah tahap cekit-cekit itu tadi, saatnya wajah dimasker. Sebelum dimasker ini wajah saya dikasih obat nanah sama mbaknya. Maskerannya boleh milih mau sambil tidur aja dan matanya ditutup atau mau dibiarin melek bebas. Saya sih pilih melek aja semoga sanggup sambil ngecek handphone. Sebenernya lebih baik memang nggak usah bawa handphone alasannya yaitu semoga lebih relax facial-nya, tapi aing tidak betah ninggal handphone waktu itu. Maskernya pakai masker biasa - kalau yang facial-nya khusus biasanya maskernya lain lebih tebel kayak smoothie buah. Saya lupa aromanya apakah masih rempah juga, tapi pokoknya warnanya putih. Masker itu diulas hingga ke leher dan dada atas trus dinantikan kering deh. Keringnya sekitar lima belas menit kemudian, trus dibilas deh sama mbak terapisnya. Ngomong-ngomong mbak terapis yang menangani satu facial itu lebih dari satu orang lho. Kaprikornus yang bersihin wajah sendiri, yang mengekstraksi komedo sendiri, yang maskerin juga sendiri. Mungkin spesialisasinya masing-masing kali ya. Setelah masker diangkat, kemudian wajah diberi toner es kerikil yang aromanya menyerupai timun. Terus dikeringkan dengan tisu, dan ditawarin mau dikasih pelembap atau obat nanah wajahnya. Waktu itu saya kayaknya dikasih obat jerawat. Sesudah itu, selesai deh!

Dikasih nota pembayaran untuk ke kasir - notanya ditaroh dalam gantungan kunci loker yang berbahan plastik seal, lepas kemben trus balik pakai baju sendiri, lanjut turun ke bawah dikasih air mineral segelas sama roti. Sampai depan kasir dicegat security lagi *malah ribet ini*, nota saya diminta untuk diserahkan ke kasir sementara sayanya diarahkan untuk duduk nunggu. Dipanggil untuk bayar, dan pulang deh. Selesai sudah facial organic saya hari itu. Oke, kini cukup puas lagi sama pelayanan facial di Larissa. Kaprikornus sekian dulu ya ceritanya! Sampai ketemu di pos berikutnya :).
Share This :
Johan Andin