MASIGNCLEAN101

[Review] Supernova - Dee Lestari

Assalamualaikum semua! Saya barusan tengok tampilan Blog dan ngerasa kalo makin tahun tuh jumlah goresan pena saya makin berkurang, hahaha! Nggak apa-apa deh, bagi saya kini kualitas lebih penting dibanding kuantitas. Ini tahun keempat saya punya Blog , yippie! Ulang tahun Blog saya bulan Maret kemarin, tanggalnya cek aja di goresan pena pertama saya waktu mulai blogging. Bulan kemudian kayaknya saya sama sekali belum menyinggung soal ini ya? Ingat sih sebenernya, tapi momennya lagi pas duka bat jadi nggak mood gitu ngebahas ulang tahun. Nah hari ini saya mau nulis review buku. Buku apakah itu? Ini random aja sih ngambilnya dari rak lemari buku saya, urutan dari bawah semoga nanti teratur kalau mau review lagi tinggal ambil atasnya terus gitu. Sebuah seri terdiri atas enam buku. Fenomenal berdasarkan para pembaca yang sudah lebih dulu menyelesaikannya dibanding saya. Supernova!


Ini dia tamapilan keenam bukunya dilihat dari samping. Karena ada enam dan ini serial yang bersambung sangkut paut antar satu buku pendahulu dengan lanjutannya, maka proses pembuatannya sudah niscaya makan waktu. Makara jarak terbitnya juga tidak seketika, melainkan bertahun-tahun. Buku pertama terbit sudah lama, semenjak saya belum tahu Supernova dan mungkin kalau dulu udah baca nggak ngeh juga sama isinya. Saya gres mulai beli dan baca sehabis buku terakhir sudah dicetak. Pertamanya sih, udah sering lihat bukunya dipajang di rak toko buku. Berderet-deret gitu seri satu hingga urutan selanjutnya dengan sampul yang tidak menimbulkkan pemahaman bagi awam, dan judul yang absurd bagi saya kala itu. Lalu saya kita itu buku puisi. Karena saya bukan penyair dan tidak berjiwa puitis, lantas tidak punya minat beli. Tapi kemudian saya lihat nama penulisnya Dee Lestari. Saya udah pernah baca karya Dee sebelumnya dan termasuk dalam jenis bacaan yang akan saya selesaikan. Makara mulailah saya ingin tau kemudian beli. Lupa waktu itu sebelum beli googling dulu enggak mengenai sinopsisnya, tapi kemudian saya sempat googling juga pas udah baca. Lupa juga pertama beli berapa buku dulu tapi seingat saya nggak pribadi semua melainkan nyicil. Terakhir beli yang seri pamungkasnya itu, beli satu buku doang.

Saya amatiran dalam menulis resensi buku. Rasanya masih sulit begitu. Kalau skincare atau makeup sih gampang dikulik bagi saya sebab toh tinggal dilihat dan dirasakan. Kalau buku saya musti baca hingga paham isinya gres nulis apa yang saya sanggup darinya. Tapi saya akan berusaha menulis dengan baik dari hati. Nah saya akan me-review buku ini berdasar ingatan yang nempel dan kesan atau apapun yang saya sanggup sehabis membaca ya. Nggak akan panjang lebar bertele-tele, bukan mau ngetikin ulang detail isi ceritanya kayak ngeringkasin. Oh iya sebenernya untuk sinopsis, kalian bisa baca secuplik dari sampul belakang pas jalan-jalan di toko buku. Malah kadang ada buku yang bisa dibaca gratis juga kalau beruntung. Kalau males ke toko buku? Ayolah gengs jalan-jalanlah ke tempat yang bermanfaat berjulukan toko buku itu. Toh nggak wajib beli. Kalau malas terus bagaimana bisa mencalonkan diri jadi presiden kelak?

Hmm, baique saya sudah nulis tiga paragraf. Saya kalo nulis bisa selancar bis antar kota, tapi kalo ngomong kenapa jadi mati gaya. Emang bakatnya bicara lewat goresan pena ya. Bentar break ngelamun dulu. Maap ya. Oke, kini pribadi ke buku pertama saja.

Ksatria, Putri, & Bintang Jatuh


Dibuka dengan kekerabatan Dimas dan Reuben sebagai sesama jenis yang tinggal serumah dan saling menyayangi dengan cara mereka. Berdua, nulis sebuah dongeng untuk merayakan hari jadi. Ya entah bagaimana ini nulis di dalam karya tulis. Mereka sebut itu roman, kisah cinta segitiga lah pokoknya. Nah kisah yang mereka tulis ini ternyata paralel sama kehidupan nyata, ada yang mengalami hal persis sama isi goresan pena mereka. Tapi tentu saja nama tokohnya berbeda. Ada Ferre yang menyayangi Rana seorang perempuan bersuami, dan sebuah platform website atau apalah itu jaringan milis mungkin yang sempat ngetren di zamannya dulu - atau malah newsletter sih saya lupa - berjulukan Supernova yang merupakan Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh dalam roman Dimas dan Reuben. Lalu muncul tokoh Diva, pelacur kelas atas pengelola Supernova katakanlah begitu. Diva ini ketemu sama Ferre yang patah hati sebab Rana menentukan tetap bersama suaminya trus mereka berteman hingga nantinya Diva di selesai buku akan pergi traveling.

Buku pertama sarat akan teori fisika yang mendasari roman kedua gay. Yha memang berat gais dongeng perselingkuhan saja kok pakai teori fisika. Bukan sekedar pesawat sederhana fisikanya anak SD pula, tapi pokoknya isi fisika yang saya nggak nyampai otaknya sebab waktu ujian nasional Sekolah Menengan Atas saja nilai fisika saya cuma tujuh. Saking buanyaknya teori fisika yang dikemukakan Dee lewat tokoh Reuben - seingat saya Reuben sih yang maniak fisika dalam roman sementara Dimas menulis sisi dramanya - saya banyak skip halaman dari buku ini. Soalnya baca juga lewat di mata saya doang, meres otak pahamnya nggak plong. Saya sempet searching juga semoga lebih paham tapi malah pusing. Makara ya lewatin aja. Saya hingga heran waktu melihat teosri fisika yang hampir memenuhi halaman buku, dengan kecerdasan pemahaman fisika semacam itu kenapa Dee tidak menentukan jadi astronot saja alih-alih penulis fiksi? Selain fisika, banyak juga puisi romantis hingga sehalaman penuh atau bahkan lebih kayaknya dari Ferre untuk Rana. Saya skip juga. Soalnya saya itu sama sekali nggak romatis dan nggak suka puisi apalagi yang cinta-cintaan. Oh Tuhan sudah terlalu lamakah saya sendiri hingga membaca puisi cinta saja saya alergi? KPBJ, buku pertama kurang saya nikmati. Sudah pernah difilmkan, tapi saya sendiri nggak nonton.

Akar


Dibuka dengan kabar hilangnya Diva ketika traveling ke hutan di luar negeri yang diterima oleh Gio. Saya lupa Gio ini sudah muncul belum di buku pertama, tapi dia ini temannya Diva. Trus pindah cerita. Makara begini, Supernova ini akan merangkum banyak tokoh dengan perjalanan kisah masing-masing jadi jangan heran kalau dalam satu buku bisa ada keping-keping dongeng berbeda.

Dulu, saya naksir sama satu seniman tato. Huahahaha! Terus seneng banget baca buku kedua sebab isi pokoknya menceritakan perjalanan tukang tato. Bodhi, meskipun dari fisik digambarkan Dee tidak proporsional sebagai insan untuk bisa dibilang ganteng, tapi saya cinta. Termasuk saya cinta alur ceritanya walau kini nggak ingat banget urutannya. Bodhi yang dibesarkan oleh biksu di Vihara sebab ia yatim piatu ketika ditemukan. Bodhi yang punya penglihatan khusus, kemudian pengembaraannya ke Bangkok hingga nomaden di sana. Kerja apa saja, yang niscaya makan dan tinggal seadanya. Ketemu banyak mitra backpacker yang pada dalam proses berkelana keliling dunia, hingga jadi pekerja di ladang ganja - marijuana juga apa ya. Trus ada part ketemu Star yang bagus tapi Bodhi sulit terpengaruhi dan Kell yang mengajari Bodhi cara menjadi tattoist. Suka banget, saya hingga baca juga Dasar Pokok dalam Tato Modern hingga menjelajah ke Wikipedia baca-baca semua hal yang bisa saya temukan soal tato. Bukannya saya ingin jadi seniman tato, tapi ya mendadak tertarik aja hingga taraf yang bisa menggerakkan kemalasan jadi rajin mencari infomasi mengenai hal terkait. Nanti di selesai Kell akan meninggal kena ranjau di tempat konflik. Trus Bodhi mudik ke Indonesia hingga ketemu Bong dan ikut komunitas punk sebagai mentor lah istilahnya.

Pernah baca, Bodhi ini karakternya dibangun dari sosok kasatmata Budi Dalton yang seniman juga. Lebih jelasnya saya kurang tahu sebab cari-cari gosip hingga kepo social media-nya dia juga nggak banyak klarifikasi lebih lanjut perihal hal ini.

Petir


Balik ke Dimas dan Reuben lagi yang sanggup email dari Gio dan memberi awal pengetahuan bagi mereka perihal Supernova. Di keping lain ada kisah berbeda. Lucu buku ketiga ini, komedi lah isinya. Tentang si konyol Elektra mojang Bandung yang bisa nyetrum tinggal bersama Watti kakaknya dan ayah Dedi. Sampai suatu ketika Dedi meninggal dunia, kakaknya ikut sang suami, dan Elektra tinggal sendiri di rumah besar bergaya kolonial. Makara pengangguran sehabis lulus kuliah, Elektra mencoba aneka macam peruntungan untuk menyambung hidup. Bertemu Ibu Sati penjaga toko barang supranatural sekaligus pegiat yoga yang kemudian jadi gurunya, trus pergaulan Elektra dengan teman-temannya hingga kenal Toni alias Mpret, mengakibatkan Elektra tumbuh menjadi pengusaha warnet dan praktisi terapi listrik. Lalu nanti di ending, muncul Bong saudara Toni.

Partikel


Kalau buku pertama hingga tiga tidak mengecewakan tipis, seri keempat ini mulai tebel nih. Bercerita perihal Zarah dan hubungannya dengan sang ayah Firaz yang mendidik secara tidak konvensional. Disinggung sedikit soal biologi di sini, namun tidak serumit fisika kuantum jadi saya masih nyambung. Firaz hilang sehabis banyak kejadian aneh, termasuk hubungannya dengan sebuah tempat misterius berjulukan Bukit Jambul. Lalu Zarah memulai perjalanan panjang, semacam pelarian kehilangan sosok orang tercinta dan pencarian sebab tak percaya ayahnya pergi tanpa ada tempatnya. Dari masuk sekolah sebab semula semacam home schooling saja dengan ayahnya. Punya sahabat Koso yang jadinya pindah. Suka fotografi hingga menang lomba foto satwa dan sanggup hadiah mengunjungi sentra konservasi orangutan di Tanjung Puting, Kalimantan. Lalu Zarah mendadak tak ingin pulang ke Bogor. Tinggal di sentra konservasi, menjadi ibu asuh bagi Sarah bayi orangutan. Part nangis saya ada di ketika Zarah pamit meninggalkan Sarah sebab akan meneruskan perjalanannya dengan berkembang ke London, ikut tim National Geographic gitu kalau nggak salah sama Paul. Di sana beberapa lama, ketemu Koso lagi yang kini jadi dancer pemenang kontes pencarian bakat. Menjalin asmara yang kemudian kandas dengan Storm yang ditemui ketika ekspo foto. Lalu Zarah ketemu petunjuk penting mengenai pencariannya, juga hidupnya, dari Simon yang pemercaya UFO, alien, crop circle dan segala macam anomali semesta.

Gelombang


From zero to hero, sempurna menggambarkan perjalanan hidup Alfa yang tak bisa tidur akut sebab takut tidur panjang. Alfa, dari kampung halaman Bataknya dihantui mimpi absurd berulang semenjak upacara adat. Kemudian banyak orang berakal berebut Alfa menjadi muridnya hingga ada yang mencelakakan Alfa. Lalu sekeluarga pindah ke Jakarta hingga Alfa terbawa perantauan jauh hingga Amerika untuk menyambung ekonomi keluarga. Makara imigran gelap, untuk sekolah sambil bekerja, Alfa tinggal di semacam rumah susun lintas negara. Sampai Alfa bisa kuliah bersama dua sahabatnya, masuk jaringan bisnis bergengsi - Wall Street saya nggak ngerti amat - yang merubah statusnya berubah menjadi jadi direktur muda kaya raya. Tapi Alfa jomblo, jadi kawan-kawannya beinisiatif mencarikan pasangan hingga ketemu situs kencan buta. Di situ muncul Ishtar, kita mengenalnya sebagai Star yang ketemu Bodhi di buku kedua. Lalu Alfa menempuh perjalanan demi kesembuhan untuk sulit tidurnya. Ke klinik gangguan tidur, hingga ditemukan prosedur pertahanan Alfa menghadapi mimpi buruknya. Sampai perjalanan ke Tibet, dan mulai menemukan belakang layar besar yang tak pernah terbayang olehnya sebelumnya. Pulang ke Indonesia naik pesawat, Alfa jejeran sama Kell yang ternyata masih hidup.

Sementara itu, Gio mencari hilangnya Diva di Amazon. Amerika kan ya. Trus pencariannya buntu di Tambopata entah mana itu kayaknya Amerika juga. Gio tinggal di luar negeri tuh sambil perjuangan travel kalo nggak salah bareng temennya. Lalu muncul seorang laki-laki yang mengarahkan Gio ke sebuah misi pencarian baru. Saya lupa Gio ini nyari Diva semenjak buku ke berapa, dan ketemu laki-laki misterius kapan urutannya tapi pokoknya ada part itu. Pria ini ngasih Gio sekantung kerikil sebagai semacam petunjuk.

Mulai Gelombang, Supernova yang pas awal saya rasa semacam buku fisika psikologi, trus jadi komedi kemudian biografi, mengatakan jati diri sebagai buku fiksi ilmiah semacam Harry Potter atau The Lord of the Rings. Tapi kalau dua itu, konsisten dalam aliran semenjak buku pertama hingga tamat. Kalau Supernova enggak. Bikin saya agak heran, kenapa terasa berubah dari kesan yang saya sanggup pas membuka buku pertama. Dari semacam fisika psikologi jadi dongeng fiksi ilmiah kan jauh ya. Mungkin pas awal nulis Dee belum merencanakan kelanjutannya mau menyerupai apa atau berubah pikiran di tengah jalan, entahlah.

Inteligensi Embun Pagi


Buku terakhir, paling beda dan paling tebal dengan warna cover putih sementara lainnya hitam semua. Seri pamungkas, epilog yang mempertemukan seluruh tokoh utama dari buku satu hingga lima. Bemula dari Gio dulu yang ikut upacara Ayahuasca - saya nangkapnya sih ini kayak imbas meditasi gitu - trus sanggup pencerahan untuk pulang ke Indonesia. Ketemu Dimas dan Reuben, mereka menelusuri Supernova hingga ke identitas di baliknya dan segala hal mengenainya. Terus di Bandung, Elektra ketemu Bodhi - mungkin berobat terapi listrik - kemudian mereka barengan menerima penglihatan perihal sebuah tempat berjulukan Asko. Zarah juga pulang balik ke Bogor. Alfa sama Kell tadi udah saya sebut kan barengan satu pesawat ke Indonesia. Lalu mereka semua bertemu. Terkuaklah soal Gugus Asko, Peretas, Infiltran, Sarvara, dan ketersinambungan antar mereka semua. Asko yaitu tempat dimana Peretas dengan instruksi masing-masing punya semacam bangunan berisi jadwal mereka atau apalah semacam itu susah saya menjelaskannya. Sekilas saya teringat perkemahan blasteran Percy Jackson waktu membayangkan Asko. Peretas dibantu Ilfiltran, dan ada Umbra punya misi melawan Sarvara. Identitas Peretas ini dipegang Bodhi dengan unsur penglihatan istimewanya bisa memandang aura dalam garis dan warna - anggaplah begitu. Lalu Elektra si Petir, Zarah Partikel, Alfa Gelombang, dan Gio yang tidak cukup istimewa untuk dibuatkan buku sendiri. Selain mereka diceritakan juga Peretas dari gugus lain pada eranya sendiri, bahkan Firas dulunya Peretas. Bong juga, Ferre dan Rana, serta Diva. Trus Toni juga kayaknya, Tapi kemudian Toni diceritakan sebagai Umbra trus jadi Peretas. Puanjang penjelasannya jadi lebih paham soal semua istilah ini dan dongeng masing-masing dengan baca pribadi bukunya.

Buku terakhir sarat akan aliran Buddha, teori reinkarnasi atau samsara dengan bulat pemutus bila insan yang meninggal sudah selesai semua urusannya - saya rasa begitu - tapi akan kembali lahir lagi jiwanya dalam badan lain bila masih berdosa atau punya urusan yang belum selesai. Nah konsep fiksi ilmiah di sini juga begitu. Peretas yaitu insan yang punya misi dalam hidup, mereka dibantu Infiltran untuk membebaskan diri - maksudnya mungkin menjalani hidup sesuai jati diri - untuk nanti menuntaskan misi membantu sesama membebaskan diri juga. Contohnya Diva di balik identitas Supernova membantu orang untuk curhat online guna membebaskan beban psikis dan mencerahkan jiwa. Orang yang sudah terbebaskan tidak akan berreinkarnasi lagi. Tapi ada Sarvara yang misinya menggagalkan misi Peretas bersama Infiltran. Sarvara ini jadi kayak godaan untuk penghalang terhentinya jerat samsara. Makara kemudian mereka bertiga perang begitu. Umbra yaitu insan mediator untuk membantu Ilfiltran menghubungi Peretas. Peretas terdapat dalam diri insan pilihan, yang semula lupa ingatan kemudian menjalani hidup sebagaimana layaknya orang biasa, hingga bangun dari amnesianya untuk menjalankan misi. Dalam proses kembalinya ingatan ini, diikutin oleh Infiltran dan Sarvara. Jika Peretas mati, maka akan dilahirkan kembali. Saya lupa ini berlaku kalau misinya gagal, atau termasuk ketika berhasil juga. Seingat saya cuma dibilang akan lahir lagi tapi nggak ada klarifikasi lebih lanjut - atau saya kurang cermat aja. Nah kalau berlaku total kemudian reinkarnasi ke badan lain, mungkin dengan nama dan instruksi lain juga saya nggak tahu. Tapi resah deh kalau mereka reinkarnasi terus berarti nggak ada kekerabatan sama berhentinya samsara ketika urusan selesai dong? Atau memang khusus begitu untuk Peretas selalu kena samsara sebab punya kiprah tersendiri. Infiltran dan Sarvara tidak pernah amnesia dan tidak pernah mati.

Pokoknya kemudian perang antar tim Peretas kita melawan Sarvara. Ibu Sati dan Simon ternyata Sarvara, tetua di kampung Alfa yang saya lupa namanya juga, dan nanti dia muncul lagi meski dalam sosok lebih muda. Dan Ishtar, ternyata Sarvara juga! Siapa laginya, saya lupa apa cuma itu atau masih ada yang perlu disebut namanya. Barisan Infiltran ada Kell, Pak Kas yang sempat muncul di Partikel sebagai guru fotografinya Zarah tapi nggak saya singgung di atas, trus ah lupa ada satu lagi siapa dan entah mungkin berapa lagi juga. Lalu Firaz ternyata sudah meninggal di Bukit Jambul yang ternyata portal sama kayak bukit di kampung Alfa menuju Asko apa ya. Tapi Firaz ini dibangkitkan kembali sama Simon dengan nama Bumi, sebagai anaknya dan dikonversi menjadi Sarvara. Ya bisa konversi-konversian gais. Nantinya di ending Alfa meninggal pas perang. Meninggalnya kesambar kekuatan listrik petir, mengingatkan saya akan Aang si Avatar kena kekuatan petir pas berantem sama Azula dan Zuko. Ishtar dan Alfa punya kekerabatan cinta yang rumit, dengan salah satu harus mengejar, menemukan, mengingatkan, dan kehilangan satunya lagi ketika terbunuh untuk dilahirkan kembali kelak. Alfa ternyata dalam diri Peretasnya, telah menyusun skenario untuk keberhasilan Gugus Asko tim mereka dengan merelakan nyawanya sendiri. Saya sedih, marah, dan kecewa ketika part Alfa meninggal. Soalnya sehabis Bodhi, saya suka Alfa juga dalam seri ini. Rasanya kayak kehilangan pacar yang tak pernah dimiliki. Kalau kau pernah mencicipi kehilangan menyerupai saya, niscaya tahu kadar sakitnya. Dulunya ada gugus lain yang gagal, ya gugusnya para Peretas lain yang saya sebut di atas tadi. Anggotanya sudah amnesia lagi yaitu Bong yang diceritakan, walau ada juga yang enggak. Trus Toni di sini jadi Peretas begitu, walau dulu kayaknya udah Peretas, kemudian Umbra. Ah si Mpret ini kebanyakan kiprah bikin resah saya.

Pokoknya kemudian selesai buku, malah ditutup sama recehan asmara Gio sama Zarah yang dikatakan kelak akan melahirkan Peretas Puncak berkode Permata. Makara ending-nya tidak benar-benar tamat, ada dongeng lanjutan yang nggak diteruskan lagi tapi ada. Jujur saja saya nggak suka ending percintaan gini, retjeh bosque. Lalu para Peretas melanjutkan hidup dengan identitasnya yang sudah terkuak. Begitulah selesai keenam buku. Saya lupa Sarvara dan Infiltran bagaimana, ya mereka walau dikalahkan dalam satu perang akan tetap ada. Terlalu panjang, rumit dan berbelit-belit kalau saya lebih banyak nulis lagi jadi segini saja. Kalau penasaran, silahkan baca sendiri aja yaa. Sudah dulu ah review buku saya hari ini, semoga kalian menikmati. Terimakasih sudah baca dan semoga bermanfaat!
Share This :
Johan Andin